Terima kasih Kompasiana
Terima kasih sedalam-dalamnya kepada Kompasiana, atas apresiasi ini. Salah satu pencapaian terbaik saya di pertengahan tahun ini. Selain telah menulis enam buku, saya mendapat akun biru.
Khusus topik pilihan, saya acungi jempol untuk Admin. Dari beragam topik yang sudah saya ikuti, ada satu dan sedang berlangsung, topik yang menurut saya terbaik.
Yuk Belajar Peribahasa!
Ketika quote orang-orang sedang menjamur di mana-mana, Admin mengangkat tema ciamik ini. Kita juga punya peribahasa yang penuh filosofi. Jika tepat, berguna menjadi landasan hidup. Membantu mengerti apa itu kehidupan dan bagaimana kita seyogianya menyikapinya.
Beberapa tulisan dari Kompasianer pun mengulas peribahasa dari tiap-tiap daerahnya, dengan bahasa daerah masing-masing. Bukankah itu sangat bagus? Aura keragaman budaya dirasakan di rumah kita bersama ini.
Semua bersatu, saling unjuk gigi dan melengkapi, menjabarkan filosofi-filosofi hebat dari para pendahulu dan tetua.
Ucapan terima kasih ini bukan karena tulisan saya tentang "Urip Kaya Cakra Manggilingan" menyabet Artikel Utama. Bukan! Dari dahulu, saya cinta peribahasa dan filosofi.Â
Kata guru Bahasa Inggris waktu kuliah, orang yang bercakap dengan peribahasa begitu bijak dan terlihat pintar. Ya, peribahasa merupakan kumpulan sedikit kata yang bermakna dan begitu membangun. Sanggup mengarahkan jalan hidup dan membangkitkan semangat yang patah.
Semoga ke depan, Kompasiana dapat lebih lagi memberikan topik-topik pilihan yang lebih berkualitas, menginspirasi, dan memancing kreativitas para Kompasianer.
...