Karakter masyarakat Jepang yang sangat mengagungkan ketepatan waktu adalah hal menyenangkan untuk dibahas bagi masyarakat dunia dan dianggap sebagai sebuah kebudayaan bangsa Jepang itu sendiri. Selengkapnya di sini.
Budaya tepat waktu
Tepat waktu terjadi karena adanya perjanjian, baik kepada diri sendiri maupun dengan orang lain. Semisal, saya terkena sakit mag dan berjanji makan tepat waktu tiga kali sehari. Jam tujuh pagi, dua belas siang, dan enam malam. Melewati itu berarti saya tidak tepat waktu.
Dalam interaksi dengan sesama, ketika kita tidak datang sesuai dengan waktu yang disepakati bersama, itu pun tidak tepat waktu. Ada yang kesal menunggu. Ada yang memaklumi karena tahu kebiasaan itu sulit diubah. Ada yang menerimanya dengan berbagai alasan.
Penyebab tidak tepat waktu
Ya, tidak bisa dihindarkan, sesekali, tidak tepat waktu dialami sebagian kita. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, pelanggaran akan perjanjian waktu pernah terjadi.
Jika pada diri sendiri, saya hanya tersenyum dan begitu gampang memaklumi. Tetapi, jika melibatkan orang lain, itu membuat saya pikiran. Betapa tidak enaknya saya, telah mengganggu kenyamanan orang lain.
Saya catat ada tiga penyebabnya, mengapa saya dan mungkin Anda bisa tidak tepat waktu jika menghadiri sebuah pertemuan dengan orang lain:
Macet di perjalanan
Di kota besar terutama jalan utama yang dilewati kebanyakan orang, macet tidak dapat ditebak. Kebanyakan sering berlangsung dan memakan waktu yang tidak sebentar. Di ibu kota, sudah menjadi permakluman, alasan macet untuk pelanggaran waktu.
Cuaca tidak mendukung