Terlatih melahap berjibun kalimat
Kelemahan saya membaca sejak sekolah dahulu tertutupi sekarang. Saya bisa melahap banyak kalimat dari setiap bacaan. Dengan cepat menentukan pokok pikiran pada setiap paragraf. Membaca terasa bukan beban lagi. Tiada pula rasa malas.
Kecepatan membaca saya pun meningkat. Pertama-tama, saya suka mengulang-ngulang kalimat demi kalimat. Sekarang, hanya sekali baca, saya mudah paham, sehingga terus lanjut saja ke paragraf selanjutnya.
Perbendaharaan kata semakin banyak
Kosakata, sinonim, antonim, majas, peribahasa, dan lainnya, saya biasa baca dari setiap bacaan. Semakin sering saya hafal, kata baku dan tidak baku. Mulai jarang pula saya buka KBBI untuk memastikannya.
Ada pencerahan baru atas kesalahan saya dalam menulis kata. Semua saya pelajari dan simpan baik-baik di memori otak. Lumayan menyingkat waktu juga, tidak perlu repot membuka kamus.Â
Tulisan tayang begitu lancar
Kalau Anda perhatikan, saya akhir-akhir ini, gampang saja menyajikan tulisan. Dalam berbagai kanal, saya mencoba menyampaikan pandangan dan solusi untuk setiap masalah yang ada.
Ide mengalir begitu deras. Bukan saya cari, tetapi ada saja, sehabis membaca. Ia datang dengan cepat dan langsung memancing saya untuk menganalisisnya.
Kebiasaan saya membaca sekarang sudah seperti makan. Tidak bisa begitu, sehari tanpa membaca. Bukan karena tuntutan apa-apa. Tetapi, dunia saya terasa tidak lengkap saja, jika tidak membaca.
Semoga, dunia literasi Indonesia semakin maju. Kita, para penulis, semakin menyemarakkannya dengan tulisan positif yang tidak menyebar hoaks. Terakhir, mari biasakan budaya membaca. Tidak ada ruginya. Malah banyak untungnya.
...
Jakarta
14 Mei 2021
Sang Babu Rakyat