Kerendahan hati meminta maaf
Peletakan ego pribadi ada di bagian ini. Segala gengsi dan keakuan wajib direndahkan serendah-rendahnya, sehingga kata "mohon maaf" dapat terucap tulus dari bibir dan hati. Berani menyadari bahwa manusia tempatnya salah, termasuk diri pribadi.
Alangkah lebih baik lagi jika kita berinisiatif lebih dahulu meminta maaf, tanpa disuruh-suruh, bahkan sampai disindir. Kerendahan hati sedang dilatih. Maukah kita dibentuk dan diubah menjadi pribadi berkarakter baik?
Janji tidak mengulang
Maaf tidak sekadar maaf. Lebih sempurna lagi, untuk masa ke depan, tidak ada perbuatan yang sama dan sejenis terjadi. Tiap-tiap pihak sepakat untuk sebisa mungkin tidak mengulangi dan tidak saling menyakiti lagi.
Alasan bahwa kemungkinan bisa terjadi lagi karena dalil "tidak ada manusia yang sempurna", diabaikan sementara. Selama tekad untuk tidak mengulang kembali bulat dan konsisten, maka tidak mustahil bisa terjadi.
Kerelaan menghapus semua
Terakhir, ini sering diabaikan dalam proses maaf. Sering pula jika dilakukan, dengan mengungkit kembali keburukan-keburukan masa silam, yang telah sempat dimaafkan, maaf serasa menjadi sia-sia.
Ada sakit hati yang tergores lagi. Ada kepahitan yang kembali mengakar. Tiap-tiap pihak harus bersedia menyempurnakan maaf dengan perjanjian dan kerelaan hati, menghapus itu semua dan tidak mengungkitnya lagi.
Jika enam proses maaf ini dilakukan, saya yakin, kita akan menjadi pribadi yang benar-benar utuh, murni tanpa rasa salah, ibarat buku baru yang kertasnya masih bersih dan menunggu digores dengan kebaikan demi kebaikan. Dimulai lagi dari nol, ya.Â
Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.