Anda pernah dengar SKCK? Merujuk situs sumber, SKCK dengan kepanjangan Surat Keterangan Catatan Kepolisian ini berarti surat keterangan resmi yang diterbitkan oleh Polri melalui fungsi Intelkam kepada seorang pemohon/warga masyarakat untuk menerangkan tentang ada ataupun tidak adanya catatan suatu individu atau seseorang yang bersangkutan dalam kegiatan kriminalitas atau kejahatan.
Dapat diartikan SKCK memperlihatkan rekam jejak masyarakat terkait keburukan perilaku yang mencoreng namanya. Biasanya digunakan sebagai salah satu dokumen untuk melamar kerja.Â
Jika tidak bersih, tentu dipertimbangkan oleh pihak penerima kerja, diterima atau tidak. Orang yang membuat pasti senang jika SKCK-nya bersih, tidak ada tindakan kejahatan yang pernah dilakukan, alias bernama baik.
Nama baik dapat diartikan sebagai reputasi dan kebiasaan perilaku baik yang melekat pada diri seseorang. Semisal, orang itu suka menolong, gampang berempati, senang memberi motivasi, ada saat orang sedang jatuh, dan perbuatan baik lain, termasuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Dalam era sekarang, nama baik terbentuk tidak hanya dari kehidupan nyata, tetapi juga dunia maya. Dengan mudah, seseorang menilai orang lain melalui akun media sosialnya.Â
Sebagian warganet juga berlomba mempertahankan nama baik. Dengan mengunggah secara hati-hati setiap konten, mengatur tata bahasa yang sopan, serta memberi komentar sebijak mungkin untuk tidak menyakiti pihak yang dikomentari.
Ada yang mengatur tampilan akun media sosial pribadi, agar tidak sembarang tautan kepadanya bisa muncul dan terbaca orang. Baru-baru ini, peristiwa tautan porno dari orang tidak dikenal terjadi di FB. Banyak yang gelisah. Mereka takut tercoreng namanya.
Nama baik memang begitu penting. Salah satu ayat dalam kitab Amsal -- satu dari tiga kitab kebijaksanaan saya selain kitab Pengkhotbah dan kitab Ayub -- tepatnya pasal 22 ayat 1 berbunyi:Â
Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.
Saya mengaminkan dan sangat sepakat. Sampai detik ini, nama baik begitu saya jaga. Apakah Anda juga? Jika iya, mengapa kita berusaha keras melakukan segala upaya untuk menjaganya? Kiranya hasil pemikiran ini dapat memberi sedikit pencerahan.
Menjaga kepercayaan orang