Saya sangat suka mi goreng. Bila tidak diawasi, bisa itu sepiring mi goreng besar saya habiskan sendiri. Mama langsung menghardik pastinya bila melihat saya mulai nambah.
"Kakak-kakakmu belum dapat. Jangan kamu habiskan semua!" Seperti itu kira-kira. Kami, anak-anak, diajari berbagi makanan. Mengambil secukupnya dan memberikan selebihnya kepada yang belum dapat.
Ini terus terbawa bagi saya. Ketika makan bersama teman-teman, saya pasti tidak banyak mengambil lauk. Semua harus mendapat rata. Bahkan, sesekali saya menunggu mereka mengambil duluan, baru saya sisanya.
Belajar Perhatian
Bapak akan tanya tiap-tiap kami, bagaimana sekolah, kapan ujian, masih ada tidak uang saku, seharian ngapain saja, sudah bantu Mama belum, dan lainnya.
Bapak akan mengorek setiap informasi. Kami pun begitu. Ada rasa ingin tahu atas kegiatan masing-masing, karena seharian tidak bertemu. Semua sibuk bersekolah. Kami belajar perhatian.
Kendati setelah berbagi masalah tidak ditemukan solusinya, percakapan hangat sudah terjalin. Bukankah perhatian antaranggota itu yang wajib dilestarikan sampai kapan pun?
Belajar Menghormati
Makan jangan ngecap. Tidak boleh kentut selama makan. Kalau bersendawa, ditutup mulutnya. Jangan berserakan nasinya. Jangan jalan-jalan, kecuali ke toilet. Letakkan gawai. Berbicaralah dengan saudaramu. Itulah beberapa imbauan Mama waktu makan berlangsung.
Orang yang di depan kita wajib dihargai. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang bisa mengganggu nafsu makannya. Belajar menghormati dari meja makan.
Belajar Mendoakan