Dengan menyajikan artikel berkualitas, setidaknya pembaca tidak menyesal seusai berkorban. Ada manfaat yang lebih besar diperolehnya dibanding pengorbanan itu. Wawasan, hiburan, pencerahan, dan lainnya.
Menghindari Kehilangan Pembaca
Betapa sedih bila tulisan tidak ada yang baca. Di Kompasiana, bisa Anda lihat jumlahnya di pageviews. Tidak perlu sedih berkelanjutan, bila itu karena tulisan kita tidak berkualitas. Sudah siklus alamiah.Â
Tulisan yang ecek-ecek, tanpa penalaran logis, tanpa sumber data yang jelas, apalagi menyebar hoax, bagi pembaca yang kritis, itu tidak bisa dipercaya. Pembaca akan beralih ke tulisan penulis lain.
Barisan Terdepan Penjaga Literasi
Sudah jelas, penulis berperan atas kemajuan literasi. Tulisan yang sesuai kaidah, kosakata baku menurut KBBI, cara menulis berdasarkan PUEBI, selain menyajikan informasi, juga memperkenalkan kekayaan dunia literasi.
Kosakata kita banyak lho? Ini yang benar. Kitalah penulis yang sebaiknya membiasakannya. Lama-kelamaan, pembaca yang telah nyaman membaca tulisan kita, akan menirunya. Penulis sudah berjasa menjaga kualitas literasi yang benar. Â
Menjaga Nama Baik Tuan Rumah
Nama kita, Kompasianer, telah dibesarkan Kompasiana. Siapa yang tidak suka tulisannya disebarluaskan di semua media sosial milik Kompasiana? Siapa pula yang tidak bangga bila tulisannya dapat muncul di halaman muka Kompas.com?
Karena itulah, dengan menjaga kualitas artikel, secara tidak langsung kita berterima kasih kepada Kompasiana, karena telah membesarkan nama kita.
Tulisan ini tidak bermaksud menegur siapa-siapa. Hanya sebuah refleksi menjelang setahun kebersamaan saya bersama Kompasiana dan Kompasianer. Sekaligus pengingat, bahwa saya harus semakin hari semakin meningkatkan kemampuan menulis saya.