"Ini punya saya!"
"Ini bagian saya!!"
"Tidak. Kamu masih muda. Saya lebih tua. Bagian saya harus lebih banyak!!!"
Dua orang lelaki berumur sekitar seperempat abad berkelahi di sebuah halaman rumah. Masing-masing mengambil patok kayu, menancapkannya pada ujung-ujung batas halaman beralas tanah itu, mengikat erat-erat lalu menghubungkannya dengan tali tambang. Berulang kali masing-masing mengambrukkannya dan memasang kembali.
"Dess!!!"
Terdengar suara pukulan tangan. Lelaki yang lebih muda jatuh menggelepar ke tanah. Mukanya lebam. Sebuah bogem mentah mendarat di pipinya.
"Ada apa sih? Ada apa ini?" Seorang wanita berambut putih dengan wajah penuh keriput keluar dari rumah. Wanita itu berbadan bungkuk dan berjalan menggunakan tongkat. Di belakangnya, anak laki-laki masih sekolah dasar mengintip dari balik pantat.
"Astaga, ngapain kalian?" Wanita tua itu mengangkat tongkat besinya, memukulkannya berkali-kali pada dua lelaki itu.
"Simbok malu sama tetangga. Kalian kakak adik bertengkar terus. Simbok masih hidup tahu!"
Si sulung dan anak tengah terdiam. Sementara si bungsu masih bersembunyi di balik rok Simbok.