Kebiasaan menulis dengan tangan terus kami lanjutkan hingga masuk kuliah. Era di mana kemudahan serba ada, orang tinggal mengetik di ponsel pintar, bahkan hanya bicara bisa timbul tulisan, sama sekali tidak menggoyahkan kebiasaan kami.
Sudah lima tahun kami menjalin hubungan. Sejak kelas dua SMP hingga sekarang lulus SMA, hubungan kami baik-baik saja. Kemesraan cinta kami jalin melalui surat-menyurat. Bertumpuk-tumpuk surat ada di meja belajarku. Begitu juga mejanya.
Bila rindu memuncak, kami lekas menulis surat bertanya kabar. Terlebih, Rinta harus melanjutkan kuliah di kota lain. Tidak setiap waktu kami bisa bertemu. Tetapi untungnya, tahun ini, kami sama-sama berhasil masuk di fakultas sastra. Fakultas yang kami idam-idamkan sejak SMP. Sejak di perpustakaan itu.
***
Halo Yang, bagaimana kabarmu? Sudah selesai masa orientasinya? Kalau aku, tiga hari lalu baru usai. Kakak-kakak senior di tempatku banyak yang menjengkelkan, Yang.
Mereka bertingkah luar biasa sombong. Seolah-olah, fakultas itu mereka punya. Tiap hari, kami di sini selalu dapat pekerjaan aneh-aneh. Merangkum berita TV lah, menanam bunga lah, memelihara hewan lah, pokoknya semua seperti seenak udel mereka.
Aku sebetulnya tidak terlalu keberatan. Hanya, mereka suka membentak dan mencari-cari kesalahan. Temanku hampir pingsan usai berdiri di tengah lapangan siang bolong itu. Setengah jam dipanggang di bawah teriknya matahari. Bayangkan, Yang!
Untungnya, ada satu kakak yang bisa menghibur kami. Dia rajin menelepon dan bertanya, apa yang tidak bisa kami kerjakan. Sesekali, dia mampir ke kosan. Membantu memberikan ide untuk beberapa tugas yang aneh itu.
Terkadang, saking penatnya, aku ingin sekali main ke kotamu, Yang. Seperti sudah sepuluh tahun lamanya kita tidak berjumpa. Aku rindu meletakan kepala di atas pangkuanmu.
Mendengarmu membacakan cerpen-cerpen itu. Oh iya, sudah berapa cerpen kamu tulis, Yang? Ingat ya, minggu depan setelah masa orientasiku dan kamu selesai, kita bertanding lagi.
Aku tidak akan kalah lagi. Kali ini, waktunya tiga puluh menit saja. Tidak perlu lama-lama. Iya, minimal seribu kata dalam setengah jam. Persiapkan dirimu, Yang. Hahaha...