"Ibu tahu kan Doni seperti apa orangnya? Anak ibu ini, sudah berkorban tidak melanjutkan sekolah, mencari uang demi sekolah adik-adik dan hidup kita. Tetapi, ibu tidak menghargai sama sekali pengorbananku. Malah, menjatuhkan harga diriku. Aku malu, punya ibu mengemis di jalanan. Aku masih kuat bu mencari uang dengan bekerja. Bila perlu, aku cari kerjaan tambahan dan rela kerja sepanjang hari" Kudobrak meja. Aku sungguh kesal.
Ibu terdiam. Tertunduk lesu merasa bersalah. Niat baiknya ditolak oleh anak sulungnya.
"Baiklah nak, ibu mengaku salah. Maaf, bila ibu menjatuhkan harga dirimu." Ibu berkata perlahan dan terbata-bata.
"Ya sudah bu. Jangan diulangi lagi. Jangan sampai kulihat ibu seperti itu lagi" Aku memperingatkan ibu.
Aku, yang terlatih hidup keras, tak sudi sedikitpun mengemis. Mengemis hanya untuk orang yang malas bekerja. Mau bilang apa nanti aku sama Tuhan ketika ditanya mengapa diriku dan keluargaku malas dan mengemis? Sudah cukup kemiskinan di keluarga kami. Aku akan memperlihatkan padaNya, mentalku yang tidak miskin sama sekali.
...
Jakarta
27 Oktober 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H