Mungkin ini judul artikelku terpanjang sejauh ini, wkakaka... Sekali-sekali buat sekalimat, tidak apa-apa lah ya. Toh, juga tidak ada aturan bakunya. Sebisa mungkin menarik. Kalau salahpun, paling nanti dibetulkan admin, hehehe...
Ini bukan tulisan baruku membahas ulang tahun. Pernah kutuliskan khusus tentang artinya di "Ulang Tahun itu Artinya Apa?". Di sana, kucurahkan segala hasil pemikiranku tentang filosofi ulang tahun (heleh...). Sila baca bagi yang berminat.
Berbicara ulang tahun, tentu dilewati semua manusia. Dirayakan? Belum tentu. Kalau ibu paska melahirkan, kebanyakan terpantau, ulang bulan bayinya saja dirayakan. Sebuah bentuk cinta tiada ternilai dan kebahagiaan tiada tara melihat perkembangan bayi dari bulan ke bulan.
Di ulang tahun, kita memperingati hari jadi ke-..., yang selalu bertambah, dan diharapkan bertambah pula kebijaksanaan. Iya, rata-rata semakin tua seyogianya semakin bijak. Tidak menutup kemungkinan sih, sifat kekanakan masih terbawa hingga tua.
Ceritaku kali ini mengulas bagaimana menilai niat seseorang mengucapkan selamat ulang tahun. Gampangnya, bisa kita lihat melalui Whatsapp Group (semisal). Grup dengan berbagai karakter orang, mulai dari yang suka nulis hingga baca koran.
Sebagai contoh, tertulis ucapan standar ulang tahun bagi seorang rekan kerja.
Selamat ulang tahun ya. Sehat selalu, sukses karirnya.
Kurang lebih seperti itu. Dalam ucapan selamat, biasanya tersurat doa akan limpahan kebaikan bagi yang berulang tahun. Nah, orang berikut yang mengucapkan selamat, dapat diukur seberapa besar niatnya (penilaian pribadi, tanpa menanyakan kepada pengucap).
Kurang niat
Untuk tipe ini, orang akan mengucapkan sama persis dengan ucapan standar. Bermodalkan kopi dan salin, dua detik selesai ucapan disampaikan. Yang terlihat hanya pengulangan kalimat, tanpa ada kebaruan.