Aku membenci "padahal" dimulai waktu itu. "Padahal" yang tak terucapkan. Dia membungkam kenyataan, di balik perkataan dusta. Kita sering dalam hati mencintai padahal, kendati yang tersebut di bibir berlainan.
Aku akui, keberanian berkata "padahal" tak dimiliki semua orang. Ketakutan untuk melukai hati, menjauhkan buruk dari prasangka diri, dan menghancurkan suasana ketika kontemplasi, semua menguatkan lidah untuk tak mengucapkan.
Tak terkecuali aku, di saat itu. Saat dimana kau menyatakan cinta padaku.
"Sin, maukah kau menikah denganku?"
Pertanyaan gila kau lontarkan di depan sahabat dan orangtuaku. Tak pernah kusangka, kau tega mempermalukanku di depan mereka.Â
"Tidak" Jawabku.
Padahal, hati ini ingin sekali segera kau peluk. Pintaku.
(Sajak Seorang Gadis Pemalu).
...
Jakarta
20 Oktober 2020
Sang Babu Rakyat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI