Pernahkah kawan pembaca menjumpai situasi kamar berantakan, barang terserak dimana-mana, ketika kelelahan bekerja pada puncak-puncaknya?
Aku sering. Tapi itu dulu. Sekarang udah mulai jatuh cinta dengan kerapian. Perasaan ini tercipta karena terdorong kemauan untuk berubah. Lama kelamaan, mata jadi kurang nyaman memandang semuanya berantakan. Hidup udah berantakan, barang-barang jangan ikutan lagi, hehe...
Diakui memang, untuk merealisasikan perasaan ini, butuh pengorbanan ekstra. Menyisihkan dengan sengaja tenaga untuk bersih-bersih lantai, mengembalikan barang yang telah dipakai ke tempat semula, menaruh lempitan baju secara teratur di lemari, dan lainnya. Selain tenaga, waktu juga diperlukan. Keduanya harus disengaja diluangkan.
Agak menjadi tantangan memang, bila kita adalah pribadi yang sibuk. Maka dari itu, banyak yang memilih mencari asisten untuk menolong. Berhubung aku tidak sibuk-sibuk amat, maka dikerjakan sendiri, hehe..
Ternyata setelah berubah, banyak manfaat yang kudapat:
Tahu betul barang kepunyaan
Dengan rajin merapikan barang, aku jadi tahu betul barang-barang milikku. Gunting kuku, cotton bud, tissue, dan barang-barang kecil nan detail lainnya yang tidak perlu kubeli lagi di minimarket terdekat. Ya, terkadang kita sering beli barang yang sebetulnya kita lupa telah ada bahkan masih banyak di rumah.
Tahu ada pendatang
Di meja kantor, ketika barang di atas meja tertata rapi, aku langsung tahu ada orang yang duduk di meja dan menggunakan komputer kendati aku tidak ada. Iya, posisi kursi meja bergeser dan keyboard miring sedikit, menandakan ada makhluk yang telah memakainya. Dia pasti meninggalkan perubahan.
Melatih daya ingat