Setelah dibayar, lekaslah saya minum. Rasanya, hmm... enak sekali terasa di lidah. Sukses memuaskan dahaga setelah lelah bersepeda.Â
Covid19, tetap terjaga.
Di sini, terlihat protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Para karyawan mengenakan face shield ditambah masker dan menjaga higienis minuman dengan mengenakan sarung tangan plastik. Semua dilakukan agar kenyamanan pelanggan dalam menikmati kopi dan keamanan dari tidak tertularDi masa pandemi, Kohvi Wahidin tidak terlepas dari dampak Covid19. Pembatasan sosial berskala besar dan penerapan kebijakan bekerja dari rumah, banyak berpengaruh pada omset penjualan. Banyaknya pegawai di sekitar kedai yang bekerja dari rumah, secara langsung menurunkan jumlah pengunjung yang datang. Menurunlah omset, seperti kebanyakan UMKM lainnya.
Karena rasa ingin tahu yang mendalam, saya pun mencoba mewawancarai pemilik kedai, teman saya itu. Lewat whatsapp, kami pun berbincang.
S Â Â : Saya
DA : Dimas Agung Nugraha, Pemilik Kedai
...
S Â Â : Hai Bro, gimana kabarnya? Saya lagi mampir nih di kedaimu. Gimana kabar usaha sekarang Bro?
DA : Baik Bro. Thank you ya Bro, udah mampir. Yah, beginilah Bro. Kita semua tahu bahwa Covid19 dan WFH (Bekerja dari Rumah) ini berdampak ke penjualan. Apalagi, pasar utama Kohvi Wahidin adalah pekerja kantor.Â
Penurunannya terhitung hampir 80%. Bahkan, sekadar untuk menutupi fixed cost seperti gaji, listrik, dan lainnya, hasil penjualan tak bisa mencukupi sekarang ini.
S Â Â : Terus gimana Bro?