Ibarat alam semesta di sekitar bumi, itulah ilmu di sekitar diri. Banyak, luas, tidak terhingga, dan selalu berkembang.
Ilmu didapat dari proses belajar. Sebuah kegiatan yang tidak pernah kunjung usai, selama hayat masih dikandung badan. Ketika kaki masih menginjak tanah dan langit belum sirna, inilah pertanda kita masih tetap harus belajar, menimba ilmu.
Semesta, seluruh hal yang ada di alam ini, bisa berperan menjadi guru yang dapat kita serap ilmunya. Ilmu, yang sangat berguna bagi manusia, untuk menata kehidupan diri, sosial, bahkan membentuk peradaban. Inilah mereka, semesta yang dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa, untuk mengajari kita.
- Orang Tua
Pribadi yang pertama kali kita lihat ketika kita bisa membuka mata sehabis lahir adalah orang tua. Pribadi yang selalu ada di setiap saat ketika kita belum bisa apa-apa, juga orang tua. Mereka selalu setia menemani waktu kita sedang nakal-nakalnya dan belum tahu banyak tentang dunia.Â
Mulai dari bagaimana caranya merangkak, berdiri, berjalan, makan, mandi, dan sebagainya, itu mereka ajarkan dengan penuh kesabaran. Dan ini memang menggenapi peribahasa yang mengatakan, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".Â
Iya, karena sedari kecil sudah ditanamkan dengan baik sifat-sifat yang orang tua ingin anaknya miliki, yang tentunya sama dengan sifat mereka. Segala hal yang berbau kebaikan.
Di fase ini, beban mengajar orang tua mulai terbagi. Dari yang semuanya dikerjakan sendiri oleh mereka, sekarang ada bantuan dari guru di sekolah. Mulai dari guru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas (SMA), dan bila beruntung bisa merasakan pelajaran dari guru setingkat dosen. Iya, perguruan tinggi.Â
Mereka yang tersebut ini, mengajarkan berbagai ilmu dari berbagai bidang studi melalui berbagai buku pelajaran, mulai dari yang berbau eksakta, sosial, maupun bahasa (bau dikelaskan dari pembagian kelas penulis di waktu SMA).Â