Rahmawati Kekeyi Putri, atau yang akrab disapa dengan panggilan "Kekeyi" ini, adalah seseorang yang mengemuka akhir-akhir ini, dan menjadi bagian dari bahan obrolan yang hangat di beberapa orang. Wanita yang satu ini namanya sedang naik daun, dan dikenal sebagai seorang selebgram, artis media sosial instagram yang tercatat memiliki lumayan banyak pengikut dengan jumlah sekitar 717.ooo orang. Yang paling terkini, dia menciptakan kreasi video bernyanyi yang diunggah di salah satu kanal media sosial terkenal, dengan judul lagu "Keke Bukan Boneka". Sayangnya, oleh sebab tuduhan plagiasi, video tersebut kini telah dihapus dari daftar video yang dapat dilihat di media sosial tersebut.
Secara tidak langsung, peristiwa ini membuat Kekeyi lebih sering lagi menjadi bahan pembicaraan di beberapa kalangan. Tetapi apakah dia layak untuk dibilang tenar? Inilah analisis sederhana penulis .
Siapa yang tidak ingin tenar? Menjadi tenar adalah salah satu impian sebagian atau mungkin kebanyakan orang. Dengan berlabel orang tenar, maka namanya pasti diketahui banyak orang, menjadi dihormati, atau bahkan bisa menjadi inspirasi yang efektif mempengaruhi karakter banyak orang. Orang yang membawa pengaruh ini, kalau istilah zaman now nya, influencer.
Menjadi tenar di satu sisi bisa mendatangkan banyak keuntungan. Mari kita ambil contoh saja, orang tenarnya adalah dari kalangan artis (pekerja seni). Seorang artis yang tenar, bisa dengan gampangnya punya banyak koneksi pertemanan, kemudian diundang sebagai tamu di berbagai acara hiburan (dimana otomatis menambah jumlah pundi-pundinya), menjadi pribadi yang disukai banyak orang, dan lain sebagainya.
Ketenaran ini normalnya berawal dari hasil jerih payah dan kerja keras seseorang dalam meraih kesuksesan, dalam hal ini melalui keseriusan profesi seni yang dia jalankan (meskipun ada sebagian yang tenar karena sensasi). Namun di sisi lain, ada juga tiga hal lain yang sangat menentukan dan mempengaruhi tingkat ketenaran seseorang. Berikut adalah mereka:
- Fans;
Kaum ini kalau dalam Bahasa Indonesia dikatakan sebagai penggemar. Ya, orang yang menggemari seseorang, bahkan terkadang sampai berlebihan, fanatik malahan. Mereka suka mengikuti gerak-gerik kehidupan orang yang digemarinya setiap waktu, dimanapun, dan bersama siapapun. Mereka suka mencari tahu apa yang dia senangi, apa yang menjadi kelebihannya, bahkan mungkin sampai kepada menulis biografinya. Mereka pun terkadang rela mengantri jauh-jauh hari hanya untuk membeli tiket konsernya, semisal dia adalah artis penyanyi. Tetapi, ada satu momen ketika mereka sudah terlalu cinta, penilaian objektif akan kompetensinya menjadi sirna.
- Haters;
- Apatis;
Kaum ketiga ini dalam Bahasa Sunda memiliki prinsip sabodo teuing, atau bodo amat. Mereka tidak suka dan tidak benci terhadap seseorang, karena mereka tidak memberikan perhatian kepadanya, oleh sebab memiliki ketertarikan lain yang dianggap lebih penting dan berharga, untuk mereka habiskan bersama dengan waktu mereka.