Mungkin itulah yang dirasa pantas disematkan kepada Boaz dkk. saat ini. dimana pada 25 tahun silam, Roby Darwis dkk. berhasil menjadi Juara Asia dinegara Filipina, yang dimana pada tahun ini, AFF Cup diselenggarakan dinegara yang sama. alih-alih mengulang nostalgia manis tersebut, penampilan Garuda sekarang jauh sangat berbeda ketika menjadi Juara Asia pada tahun 1991. dimana setelah setahun dibekukan oleh FIFA dan Pemerintah, Liga tidak jalan (kompetisi yang jalan sekarang hanya Turnamen), Persiapan yang kurang, dimana hanya boleh dua pemain saja yang dipanggil oleh Riedl.
Hasilnya sudah bisa terlihat jelas pada pertandingan pertama kontra Thailand, dimana Boaz dkk diacak-acak oleh Teerasil Dangda dkk dengan skor 2-4 untuk kemenangan Thailand. pada pertama tersebut, terlihat sangat jelas, bagaimana miss komunikasi sering sekali terjadi dilini belakang Timnas. mungkin ini adalah penampilan pertama Timnas diajang resmi Internasional setelah dibekukan. mungkin rasa grogi timbul, sehingga miss komunikasi belakang Timnas terjadi, dimana para pemai belakang Timnas kurang fokus menutup pergerakan dari pemain Thailand.
Tiga hari setelah pertandingan menyakitkan melawan Thailand selesai, pertandingan berikutnya, Boaz dkk berjumpa dengan Filipina. dimana pada 15 tahun kebelakang menjadi lumbung gol para peserta AFF Cup.kini pasukan Younghusband dkk berhasil menjadi peringkat pertama ASEAN setelah menggeser Vietnam dan Thailand yang pernah menjadi Raja Asia Tenggara.
Memang pada pertandingan kedua kali ini ada sedikit peningkatan dibanding pada pertandingan pertama. alur serangan sudah mulai terlihat, tapi sayangnya, miss komunikasi masih saja terjadi dilini belakang, dan juga ditambah kosongnya lini tengah Timnas ketika akan melakukan serangan balik, sehingga skor 2-2 menjadi skor yang sangat adil bagi Boaz dkk pada pertandingan hari ini.
Dari dua pertandingan, Indonesia baru meraih 1 poin, dari seri melawan Filipina dengan membobol gawang lawan 4, dan kebobolan 6 gol, sehingga bisa dipastikan, Indonesia -2 defisit dua gol, dan berada didasar klasemen sementara dibawah Singapura.
Pertandingan terakhir menjadi sangat krusial bagi Boaz dkk jika masih ingin tetap merajut mimpi manis menjadi Juara, seperti yang terjadi 25 tahun silam dinegara yang sama, yaitu Filipina. minimal, Indonesia harus menang denga skor 2 gol lebih atas Singapura pada pertandingan terakhir.
Kemenengan terakhir melawan Singapura terjadi pada saat pageleran AFF 2012 silam, dimana Indonesia mampu mengalahkan Singapura. kondisi kini dengan 2012 apalagi 25 tahun silam sungguh sangat berbeda jauh, dan sudah tidak realistis kembali. walaupun menhadapi lawan yang sama pada 2012, dan tempat yang sama ketika Indonesia meraih gelar Juara Asia. sukar untuk diulang kembali.
Kenapa sukar, pertama, masalah miss komunikasi antar lini masih sering terjadi pada skuad asuhan Riedl ini, kedua, Riedl tidak begitu cerdas dan jeli melihat dengan jelas pola alur serangan lawan, yang ketiga persiapan yang sangat minim dan juga pembatasan pemanggilan pemain, akibat turnamen amatir yang tidak jelas muaranya kemana. semoga pada pertandingan terakhirnya, Boaz dkk dapat menampilkan permainan yang berbeda pada dua pertandingan sebelumnya, walaupun hasil akhirnya tidak memuaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H