Mohon tunggu...
Reva Prasetya
Reva Prasetya Mohon Tunggu... wiraswasta -

When I Think About Football, I Think Manchester United. Twitter: @HoolGad

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mukjizat Natal Sesungguhnya adalah Boxing Day

26 Desember 2014   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:24 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: @Hoolgad

[caption id="" align="aligncenter" width="456" caption="Sumber Gambar: @HoolGad"][/caption]

Jika bertanya kepada penggemar sepakbola Inggris tentang Hari Suci nan Agung selain Natal, tentu mereka akan menjawab Boxing Day. Beberapa yang ekstrem bahkan akan menjawab tidak peduli dengan Natal dan hanya ingin segera berada di satu hari setelahnya.

Boxing Day tidak berhubungan dengan olahraga tinju. Itu sebutan untuk hadiah Natal terbungkus rapi dalam kotak ( box ) yang biasanya diberikan orangtua kepada anak atau atasan kepada bawahan. Dalam perkembangannya, istilah yang pertama kali muncul di Inggris sekitar abad pertengahan itu digunakan untuk menandai libur tambahan satu hari setelah Natal bagi para asisten rumah tangga, buruh, dan pegawai kerajaan. Pada tahun 1860, diadakan pertandingan sepakbola antara Sheffield FC melawan Hallam FC untuk mengisi waktu libur tambahan tersebut. Skor akhir 2-0 untuk kemenangan tuan rumah yang juga adalah klub tertua di dunia.

Sejak saat itu, Boxing Day tak melulu identik dengan libur tambahan dan pemberian hadiah, melainkan pertandingan sepakbola.

Hari ini, disaat semua liga di Eropa libur, empat kompetisi sepakbola profesional Liga Inggris menggelar pertandingan secara serentak: Premier League, Championship, League One, dan League Two. Pertandingan dimainkan dalam waktu bersamaan seperti ini hanya terjadi saat Tahun Baru dan matchday terakhir di akhir musim. Itupun karena alasan teknis. Jadi, Boxing Day sangat istimewa karena rentetan pertandingan tersebut digelar untuk membahagiakan penggemar sepakbola. Tak heran jika ada yang beranggapan bahwa Boxing Day adalah Hari Natal-nya sepakbola Inggris.

Memang, ada beberapa pemain dan manajer yang mengeluh kepada FA tentang padatnya jadwal di bulan Desember. Pasca Natal sampai Tahun Baru, semua tim profesional di Inggris harus bermain empat kali dalam rentang waktu hanya sepuluh hari. Faktor cedera dan kelelahan tentu menjadi alasan utama dibalik keluhan itu. Tapi bagi kebanyakan pemain asal Inggris, Boxing Day dan ketatnya jadwal di Desember bukanlah persoalan. Bagi mereka, Boxing Day tak semata pertandingan sepakbola namun sebuah perayaan yang merepresentasikan kemerdekaan kaum pekerja di Inggris. Maka, pemain rela mengorbankan waktu libur bersama keluarga untuk menghibur para penggemar sepakbola.

Sama halnya dengan di Indonesia, masyarakat Inggris memiliki semangat besar terhadap sepakbola. Sepakbola adalah kehidupan dan menonton pertandingan sepakbola di akhir pekan membuat hidup mereka lebih baik setelah hampir seminggu penuh bekerja. Boxing Day mewakili semangat itu. Menyenangkan melihat keluarga berkumpul, bersenda gurau, sedikit alkohol, dan kemudian pergi ke stadion bersama-sama. Kapan lagi mereka bisa memiliki kesempatan seperti itu selain saat Boxing Day ?

Setiap tahunnya, Boxing Day menggelar pertandingan antar tim yang jaraknya berdekatan. Tujuannya agar away fans tidak melakukan perjalanan terlalu jauh untuk menyaksikan tim kesayangan mereka. Biasanya jarak tempuh sebuah tim tandang saat Boxing Day kurang dari 100 km, namun tahun ini agak sedikit berbeda. Aston Villa (London) harus away ke Wales menghadapi Swansea City dengan jarak tempuh 220 km. Sebaliknya, Leicester City harus menempuh jarak 162 km ke utara London untuk menghadapi Spurs. Newcastle jadi yang paling "menderita" tahun ini karena jarak Tyneside-Manchester sekitar 250 km. Apalagi anak asuh Alan Pardew ini harus berhadapan dengan King of Boxing Day, Manchester United, yang baru kalah sekali dalam 22 tahun terakhir.

Secara keseluruhan, tahun ini ada enam pertandingan dengan estimasi jarak diluar kebiasaan. Namun sebagian masyarakat London tidak perlu khawatir, ada dua derby siap memanjakan mereka tahun ini: Arsenal v QPR dan Chelsea v West Ham.

Percaya atau tidak, Tuhan menurunkan mukjizatnya saat Boxing Day. Hampir ratusan tahun sudah digelar tapi sangat jarang ada pertandingan ditunda karena faktor cuaca yang tidak bersahabat. Penonton bahkan tak gentar saat harus bernyanyi dan berdiri di tribun dengan dingin yang menusuk dan tubuh diselimuti salju. Terbukti dari tiket semua pertandingan yang terjual habis bahkan sejak awal Desember.

Saya tidak merayakan Natal, tidak menonton langsung Boxing Day di stadion, dan berada jauh dari hingar bingar sepakbola Inggris. Namun magisnya sepakbola sanggup menepikan jarak dan waktu. Saya sama bahagianya seperti mereka saat akhir pekan dan hari pertandingan tiba. Kebahagiaan yang hanya bisa dirasakan laki-laki tulen, yaitu lelaki penggemar sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun