Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melepaskan Agus-Silvi dan Anies-Sandy dari Zona Nyaman

22 Oktober 2016   16:06 Diperbarui: 23 Oktober 2016   10:51 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika kelompok massa bergerak, dilanjut dengan publikasi lewat berbagai media, dan yang belakangan ini marak, tuntutan untuk ada proses hukum atas tuduhan penistaan agama oleh calon gubernur sekaligus pertahana gubernur DKI, Basuki Tjahaya Purnama (BTP), apakah lantas dua pasangan calon gubernur lain bisa langsung mendapatkan suara lebih banyak dari BTP? Mungkin iya, mungkin juga tidak!

Lepas dari percaya atau tidak, menyusul desakan beberapa kelompok yang menuntut kepolisian untuk menindaklanjuti laporan penistaan agama yang dituduhkan kepada BTP, sebuah lembaga survey ternama merilis hasil yang menempatkan Ahok-Djarot mendapatkan suara lebih banyak dari dua pasangan calon lainnya. Ada hasil survey dari lembaga lain yang menempatkan Agus-Silvi dalam posisi teratas, namun saya belum dapat info tentang keterpilihan Anies-Sandy yang melampaui pasangan calon lain.

Melihat perkembangan yang ada, nampaknya masih kita anggap bahwa posisi semua pasangan calon masih sama-sama berpeluang. Sesekali muncul pemberitaan tentang pasangan calon yang coba mensosialisasikan diri lewat kegiatan olahraga, sosial, dan kunjungan ke tempat-tempat berkumpul masyarakat. Sementara pemberitaan pernyataan maupun kegiatan BTP yang sebelumnya gencar, dalam minggu terakhir ini sedikit mereda.

Di media sosial lebih bervariasi, antara opini, peristiwa, candaan dalam bentuk kartun, meme dan bentuk lain yang secara sengaja atau sekedar lucu-lucuan juga marak. Secara keseluruhan antusias masyarakat nampak tinggi, menyambut pilkada DKI. Mungkin demikian pula di daerah lain.

Mungkin terlalu cepat pula kalau kita menghendaki adanya penyampaian rencana kerja dari dua pasangan calon penantang pertahana. Strategi yang disampaikan di masa awal tentu akan memberi peluang pesaing untuk mematahkannya.

Sebetulnya agak sedikit enggan untuk mengatakannya, tapi saya belum mendapatkan gambaran atau kisi-kisi yang ditawarkan oleh semua pasangan calon jika terpilih nanti. Sesekali memang saya dengar dari tiap pasangan calon, tapi belum secara komprehensif menjawab permasalahan di Jakarta.

Hal-hal yang mungkin masih menjadi harapan besar saya (untuk tidak mengatasnamakan warga jakarta) adalah terus berlanjutnya pembangunan sistem angkutan umum untuk menanggulangi kemacetan di Jakarta, upaya pengendalian banjir dan kebersihan kota, tata kelola pelayanan publik yang memadai, meningkatkan jumlah dan kualitas ruang publik hijau terbuka, serta kehidupan sosial, ekonomi dan keamanan yang terjaga.

Harapan besar akan adanya terobosan untuk mengatasi masalah-masalah ini dari tiap pasangan calon sangat saya (lagi-lagi untuk tidak mengatasnamakan masyarakat Jakarta) nantikan. Inilah yang nantinya akan menjadi penentu siapa dari tiga pasangan calon yang akan terpilih.

Bukankah, bagi yang telah menetapkan pilihan berdasarkan agama,  masih pula harus memilih salahsatu dari dua pasangan calon penantang pertahana!? (*)

 Catatan akhir pekan, Sabtu 22 Okt 2016 (sambil nunggu jemput mbak les)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun