Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Catatan Sesi ke-3 Rakornas STBM 2020: Mobilisasi dan Alternatif Sumber Pendanaan Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

17 November 2020   08:21 Diperbarui: 17 November 2020   08:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disampaikan Suhandani, selama ini lewat pendampingan oleh fasilitator desa telah berhasil membangun sarana dan prasarana air minum dan sanitasi. Dan dengan berbagai kepentingan di desa termasuk kepentingan politik, pendampingan ini perlu terus dilakukan agar pemanfaatan anggaran efektif sesuai kebutuhan masyarakat. Selain itu Suhandani menyampaikan bahwa untuk tahun 2021 dana desa akan fokus pada prioritas usaha atau permodalan untuk badan usaha milik desa (BUMDES). Tentu di sini juga berpeluang untuk usaha di sektor air minum dan sanitasi.

Dokpri
Dokpri
Iwan Kurniawan selaku direktur singkronisasi urusan pemerintah daerah (SUPD) II Kementerian Dalam Negeri membuka penjelasannya tentang peran Kemendagri dalam hal pembinaan daerah dengan mengeluarkan berbagai ketentuan terkait dengan kelembagaan, pendanaan, dan standar pelayanan minimum (SPM), salah satunya terkait dengan pengelolaan air limbah. 

Iwan juga menyampaikan bahwa selama covid 19 terjadi penurunan pendapatan asli daerah (PAD), selain juga adanya refocusing anggaran yang mempengaruhi target pendanaan pemerintah daerah untuk sektor air minum dan sanitasi.

img-20201117-080412-5fb3236c05893b43ed4e9f52.jpg
img-20201117-080412-5fb3236c05893b43ed4e9f52.jpg
Hal yang cukup menjadi pembahasan menarik adalah informasi dari Waryono direktur pendidikan Diniyah dan pondok pesantren Kementerian Agama. Disampaikan bahwa seluruh pesantren di Indonesia dibangun oleh para kiai dan umumnya masih belum mendapatkan bantuan yang cukup dari pemerintah. 

Dalam sesi tanggapan akhir para direktur menanggapi bahwa fokus pembangunan air minum dan sanitasi selama  ini memang pada perumahan dan permukiman. Namun demikian menurut Waryono untuk masuk pada mekanisme alokasi dana desa juga pesantren tidak terlibat dalam usulan rencana desa. Pada kesempatan ini Waryono juga menyampaikan terimakasih kepada kementerian PUPR yang sudah mulai memberikan alokasi anggaran untuk air minum dan sanitasi pesantren.

Pada kesempatan talkshow ini sedianya Paban V Bakti Sterad yang diwakili oleh Letkol Czi Chotman Jumei Arisandy akan menyampaikan program TNI AD untuk pembangunan air minum dan sanitasi. Namun karena kendala teknis audio tidak terdengar, meski sudah tergabung dalam webinar, informasi belum dapat disampaikan dalam kesempatan kali ini.

Dokpri
Dokpri
Secara ringkas talkshow yang bertujuan untuk menegaskan kembali sumber-sumber pendanaan pemerintah untuk pembangunan air minum dan sanitasi ini sekaligus menginformasikan kembali tugas pokok dan fungsi tiap kementerian dan lembaga. 

Menegaskan bahwa  1. Pembangunan air minum dan sanitasi yang merupakan kebutuhan dasar, adalah urusan wajib pemerintah daerah.  2. Pendanaan pemerintah pusat merupakan stimulan bagi investasi pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sehingga perlu dimanfaatkan secara smart (inovatif, optimal dan efektif). 3. Dengan kecenderungan alokasi anggaran lebih kecil dari yang direncanakan di pusat dan daerah, perlu alternatif sumber pendanaan baru dari luar pemerintah.

Tentu catatan ini tidak dapat menggambarkan dan menyampaikan seluruh informasi dalam sesi ke 3 Rakornas STBM 2020. Selengkapnya dari sesi sebelumnya dan sesudahnya bisa juga disaksikan melalui link ini: https://youtu.be/rvBqF-FOmxQ

*Mohon maaf jika ada kekurangan (ditulis dan diunggah sebagai kenang-kenangan penanda jaman) bahwa tidak bersama Widya, bersama Sogi pun jadi... He he he

event
event

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun