Tapi kalau dukungan legislatif terlalu besar, maka fungsi kontrolnya akan melemah. Kebijakan-kebijakan pemerintah akan sulit dikoreksi kalau melenceng dari seharusnya. Nah atas dasar itu, bisa saja yang belum menentukan pilihan, mempertimbangkan hal ini.
Bisa jadi yang berfikiran seperti ini melihat hasil survey, malah cenderung milih yang hasilnya lebih lemah. Atau kalau tidak, memilih salah satu capres-cawapres yamg dinilai bakal menang, tapi memilih caleg paling vokal dari partai pengusung capres-cawapres sebelahnya.
Saya kira gak perlu fatwa MUI untuk mengatakan bolehnya pilih caleg dari partai yang mengusung capres sebelah atau caleg dari partai lawan capres yang kita pilih.
Ini yang saya kira hak pemilih yang sepertinya gak dipromosikan partai, caleg, capres atau bahkan penyelenggara pemilu manapun... He he he...
#PilpresPilegSehat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H