Mohon tunggu...
Honny Pigai
Honny Pigai Mohon Tunggu... Penulis - Bersihkan

Membagi Informasih

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Damai Alpa

3 November 2022   00:10 Diperbarui: 3 November 2022   00:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAMAI ALPA
[Honny Pigai]

Separuh asa melayang,
di zaman penuh balutan luka,
akan masa-masa yang muram,
di atas bentangan tubuh yang terkulai.

Jiwa kami meronta rintih,
dalam temaran pukulan jahanam,
darah di dahi tak henti turun,
Ini bukan keringat sehabis kerja.

Kuping kami muak mendengar,
dentang senapan kaum bengis,
yang hanya cipta duka tangis di sini,
sampai kaum kerabat tersayat-sayat.

Kembali terulang tanpa ampun,
waktu lalu bagai datang lagi,
tidak berbeda dulu dan sekarang,
sama-sama ekasplor khaos,
peluru kembali berulah.

Operasi sana sini,
bukan memperkokoh damai,
tapi memutar memori derita,
yang rapi terekam dalam-dalam.

Hujan peluruh belum usang,
apakah ini penyebabnya damai alpa?
atau damai sakit dan dirawat?
Tuhan segala tahu, menanti jawabannya!

-
QC, 20102022
#PaceKumisTopiMiring 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun