Kerajaan Boti adalah kerajaan terakhir dipulau Timor yang masih tetap bertahan dari gempuran modernisasi. Kerajaan Boti atau yang biasa dikenal dengan desa adat Boti berada di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mencapai desa ini, Dari kota Soe dibutuhkan waktu satu setengah jam dalam kondisi normal, dan dua sampai tiga jam jika dalam musim penghujan. Jarak dari Soe, kota kabupaten Timor Tengah selatan ke desa Boti sekitar 43 KM. Letak desa Boti ini berada di balik pegunungan Timor yang memiliki medan cukup berat dan rumpit untuk dilalui.
Saat musim penghujan, kendaraan umum seringkali hanya sampai setengah perjalanan, selebihnya perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki atau menyewa ojek melalui jalan berkapur yang berdebu dan berbatu.Â
Jalan-jalan disinipun berada di pinggir tebing yang cukup labil, sehingga kondisi untuk mencapai lokasi yang dituju, cukup membahayakan.
Sebagaimana kita ketahui, masyarakat Boti sangat konsern dalam memelihara dan mempertahankan tradisi nenek moyang berupa nilai-nilai dan norma -norma adat dari suku bangsa Dawan atau Atoni Meto hingga saat ini. Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh adalah sistim penanggalan atau Kalender Harian masyarakat Boti, yang dalam sepekan terdiri dari 9 (sembilan) hari.
Dimana hari-hari tersebut mempunyai makna tersendiri. Inilah suatu pengetahuan tradisional yang juga merupakan kearifan lokal masyarakat suku Boti. Kesembilan hari tersebut adalah sebagai berikut:
1.Neon Ai (Hari Api)
Hari yang dimaknai sebagai hari yang baik, terang dan cerah. Namun perlu berhati-hati dengan penggunaan api, sebab jika tidak dapat mendatangkan malapetaka berupa kebakaran.
2.Neon Oe (Hari Air)
Aktivitas lebih berorientasi pada air. Dalam artian harus menggunakan air secara bertanggung jawab dan pada hari ini peran dewa air (Uis Oe) sangat besar sehingga perlu juga diwaspadai.