Ada yang tau FMB9 (Forum Merdeka Barat), ternyata ini punyanya Kemenkominfo loh. Sebagai jembatan pemerintah dengan rakyat. Jadi, bahasannya ya beraneka ragam sesuai temanya.
Nah, kebetulan tanggal 6 Desember 2018 kemarin, Banten menjadi tuan rumah dengan bahasan Membangun Indonesia dengan Tenaga Kerja Berkualitas.
Ada empat pembicara: Mohamad Nasir (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI), Hamid Muhammad (Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud), Dewi Chomistriana (Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR) menggantikan Pak Yaya Supriyatna Sumadinata, dan terakhir ada Wahidin Halim (Gubernur Banten).
Keadaan Indonesia saat ini walaupun lulusan perguruan tinggi meningkat tapi daya saing Indonesia masih peringkat 45 dari 140 negara. Berarti masih belum unggulan. Mungkin ini disebabkan dari bidang sains, matematika, dan membaca masyarakay Indonesia hampir berada di urutan bontot dari negara tetangga.
Untuk itu pemerintah menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Berikut strategi pemerintah mempersiapkan lulusan berdaya saing:
1. Membangun ekosistem perguruan tinggi merespon industri 4.0
2. Melakukan reorientasi kurikulum
3. Melakukan student mobility dan magang
4. Meningkatkan kompetensi entrepreneurial
5. Menciptakan tenaga terampil untuk dunia kerja dan industri melalui revitalisasi Politeknik
Apakah sudah berhasil? Sejauh ini, klaim keberhasilan pemerintah sebagai berikut:
1. Pilot projek revitalisasi di 12 Politeknik Negeri
2. Penyediaan dosen dari industri
3. Retooling 342 dosen Politeknik. Dosen diikut sertakan dalam pelatihan luar negeri dan mengambil sertifikat kompetensi Internasional.
4. Pemberian biaya kepada 2.841 mahasiswa Politeknik untuk mengambil sertifikat kompetensi di dalam negeri
5. 12 Politeknik menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
6. Pengembangan kurikulum pendidikan vokasi berdasarkan KKNI sebanyak 79 prodi
7. Pembentukan Lembaga Standarisasi Pendidikan (LSP) vokasi sebanyak 28 LSP
8. Pembentukan Tempat Uji Kompetensi (TUK) sebanyak 89 TUK
9. Jumlah mahasiswa yang sudah memperoleh Serifikat Kompetensi sebanyak 11.931 mahasiswa (mahasiswa laki-laki 8.288 orang dan mahasiswa perempuan 3.634 orang)
10. Telah menandatangani 254 MoU kerjasama dengan industri
Mungkin bagi beberapa orang kebijakan serta keberhasilannya tak terasa, karena memang lebih dipusatkan untuk vokasi jika dari slide bahasannya.
Lalu, bagaimana dengan praktisi yang sudah bekerja dalam hitungan tahunan? Apakah yang kurang dalam melakukan pekerjaannya sehingga bisa peringkat daya saing Indonesia belum unggulan?