Mohon tunggu...
hanifah nurlahati
hanifah nurlahati Mohon Tunggu... -

chewe' ghudeg yang niat bangeeeeeeetttt jadi kompasioners

Selanjutnya

Tutup

Money

Mbak Hani.....Tumbas Buah!!!!!! (Catatan Mrs. Kirah)

22 Juli 2010   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Suara merdu itu hampir tak pernah absen menyapaku tiap hari. Si empunya suara,sambil tak lupa menyisipkan senyum manisnya, merayu & menawarkan dagangannya pada setiap orang,termasuk aku: "Mbak Hani...tumbas buah!!!!!!! (Mbak Hani beli buah)
Sayangnya....harganya kelewat tinggi buat kantongku, jadi Mrs. Kirah (si penjual buahku) malah lebih sering jadi teman ngobrolku ketimbang melakoni perannya menjual buah.Mulai dari cerita remeh temeh seperti sariawan,biaya sekolah yang tinggi, industri batik di kampungnya yang mulai menjanjikan, sampai peristiwa perampokan bank yang terjadi di depan matanya pernah jadi menu 'ndobos' kami.

Dengan wajah cerah, selalu optimistis, Mrs. Kirah membawa keranjang bakul lumayan besar di punggungnya. Diisinya penuh2 keranjang itu dengan berbagai macam buah:apel, jeruk, klengkeng, mangga, strawberi dll. Tidak peduli musim panas atau hujan, onggokan berbagai buah selalu digendongnya.
Mrs. Kirah, sebagaimana pedagang2 kecil lainnya, mungkin tak pernah menyadari obrolan buah-buahan yang enak-enakan digendongnya kesana-kemari itu. Ayunan Mrs.Kirah merupakan oase sesaat bagi buah-buahan yang sudah penat berdesak-desakan dalam peti2 kayu dan tersuruk-suruk bertindihan di dalam truk dan kapal. Mereka sudah menikmati berbagai perlakuan agar tetap awet, sedap dipandang dan terlihat segar begitu tiba di tempat tujuan. Buah2an itu sudah melakukan travelling dari negeri2 jauh, dan kini harap-harap cemas menunggu giliran mendapatkan tuannya.

Kembali ke Mrs.Kirah. Sungguh senang sekaligus sedih melihat buah-buahan yang dibawa Mrs.Kirah. Warna-warni buah itu mampu menyihir mata siapa saja yang melihatnya. Kuningnya jeruk mandarin, hijau mulusnya pear dan merah menantangnya apel Fuji atau Waghington menggoda angan pikirku. Tapi tak jarang sebuah pertanyaan mampir di kepalaku:"Kenapa harus buah2 bule dan buah2 sipit yang dibawa Mrs. Kirah...?" Mengenaskan melihat buah negeri sendiri malah jarang absen di keranjang bakul Mrs. Kirah. Paling-paling strawberry Serang, wong jaraknya dekat....

Terlintas sebuah artikel di majalah yang menuliskan 85% pasar buah Indonesia dikuasai buah2an impor (Kompas, ed.17 Januari 2010). Berbagai fakta terasa menyesakkan dada : 1) Setelah terdesak kehadiran apel2 New Zealand, Australia, dan Amrik, kini apel Malang benar2 dihajar oleh kedatangan apel2 Cina pasca diberlakukannya ACFTA. Benar2 malang... 2) Dengar2 Malaysia sudah merajai ekspor mangga ke Jepang dan Cina, padahal dulu bibitnya minta dari Indonesia. Oooooohhh.....Gemeeeeeesssssszzzzzhhh!!!! 3) Parahnya lagi, buah2an bule atau sipit itu ada yang sengaja dilapisi lilin ataupun sudah antri di tempat berpendingin selama setahun di negerinya sonoooo sebelum dikirim....Hhhiiiiiiiiiiiiiiiii....piye ikiiiiii?????
Padahal, kurang apa surga negeriku ini....?Tanahnya subur, iklim mendukung, air pun tak kekurangan. Tenaga kerja???? Melimpah ruaaaahhhhh.....

Ayolah pemerintahku, lakukanlah tugasmu y...!!!!Membimbing petani lokal kecil menjadi insan2 yang mampu berdaya di tingkat dunia. Buatlah KEBIJAKAN yang benar-benar BIJAK. Ingin kulihat keranjang bakul Mrs. Kirah terisi mangga Indramayu, jeruk Samarinda, duku Kalikajar, jambu Kudus dan salak Banjarnegara. Sehingga wajah cerah Mrs. Kirah pun menular ke wajah petani2 kecil kita. Wajah cerah Mrs. Kirah yang selalu setia menawarkan : “Mbak Hani….tumbas buah!!!!!! Aaaamiiiiieeeeeennnn.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun