Mohon tunggu...
Haniam Maria
Haniam Maria Mohon Tunggu... -

If it's hard, you don't have to be alone. Come, I'm ready to listen 😇 Seseorang yang selalu tersenyum dan tertawa selagi mencari jati diri. I'm S.Psi 😁

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Filsuf Islam tentang Filsafat Manusia

16 Juni 2014   13:08 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pemikiran filsafat masuk ke dalam dunia Islam melalui filsafat Yunani. Kalangan filsuf Islam yang tertarik pada filsafat Yunani adalah Al Farabi. Di kenyataannya Al Kindi lah yang telah membuka pintu filsafat Yunani bagi dunia Islam, tetapi ia tidak menciptakan sistem filsafat tertentu. Sebaliknya, Al Farabi dapat menciptakan sistem filsafat yang lengkap dan telah memainkan peranan penting dalam dunia Islam. Berikut akan saya uraikan pemikiran filsuf Islam tentang hakikat manusia beberapa diantaranya adalah Al Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu ‘Arabi.

Pemikiran Al Farabi

Manusia adalah makhluk terakhir dan termulia yang lahir di atas bumi ini. Ia terdiri atas dua unsur, yaitu jasad dan jiwa. Jasad berasal dari alam ciptaan dan jiwa berasal dari alam perintah. Berdasarkan perbedaan asal antara jiwa dan badan, jelaslah bahwa jiwa merupakan unsur yang lebih penting dan lebih berperan daripada jasad, sehingga Al Farabi, seperti halnya filsuf Yunani, lebih banyak perhatiannya dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan jiwa, yang dianggap sebagai hakikat manusia.

Menurut Al Farabi, kesatuan antara jiwa dan jasad merupakan kesatuan accident. Ini berarti keduanya mempunyai substansi yang berbeda dan tidak esensial sehingga binasanya jasad tidak membawa binasanya jiwa.

Pemikiran Ibnu Sina

Sebagaimana Al Farabi, Ibnu Sina juga menyatakan bahwa manusia terdiri atas unsur jiwa dan jasad. Jasad dengan segala kelengkapannya yang ada merupakan alat bagi jiwa untuk melakukan aktivitas. Jasad selalu berubah, berganti, bertambah, dan berkurang sehingga ia mengalami kefanaan setelah berpisah dengan jiwa. Dengan demikian, hakikat manusia adalah jiwanya dan perhatian para filsuf islam dalam membahas manusia lebih terfokus pada jiwanya daripada jasadnya.

Pemikiran Al Ghazali

Al Ghazali menuturkan, “siapa saja yang meyakini setiap jiwa sebagai permata tidak ternilai, ia pun berhati-hati agar tidak menyia-nyiakan...termasuk faedahnya adalah mampu mengutamakan orang lain dan mencapai keutamaan.” Penuturan ini merefleksikan bahwa jiwa merupakan permata yang tidak ternilai yang perlu dijaga, dibina atau diarahkan, dikontrol dan dikendalikan dari yang jelek menuju yang baik. Hal ini karena perubahan jiwa adalah perubahan dalam berpikir yang dalam hal ini aspek kognitif atau intelektual lebih dominan diikuti perubahan secara rohani, yang dibuktikan dengan adanya akhlakul karimah.

Pemikiran Ibnu ‘Arabi

Ibnu ‘Arabi memiliki inti pemikiran yang hampir sama dengan Plotinus dalam membagi jiwa dalam diri manusia. Menurutnya terdapat tiga jiwa partikular dalam diri manusia, yaitu jiwa tumbuhan, jiwa binatang, dan jiwa rasional. Kedua jiwa yang pertama lebih terikat erat dengan siklus biologis, yaitu aktivitas dari organ-organ tubuh. Dalam hal ini, Ibnu ‘Arabi mengatakan bahwa tubuh adalah modes dari jiwa universal atau al jism al kulli, sedangkan jiwa rasional merupakan jiwa yang hanya dimiliki oleh manusia, jiwa murni yang bersih dari kesalahan yang lebih terkait dengan yang diatasnya, yaitu akal. Ibnu Al ‘Arabi mengidentifikasikan jiwa ini sebagai hati mistis. Hal ini karena ia menerima pancaran dari akal dan menghendaki persatuan dengan sumber utama, yaitu Yang Esa.

Sekian, terimakasih...

Sumber referensi:

Kamaluddin, U.A. (2013). Filsafat manusia: sebuah perbandingan antara islam dan barat. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun