Mohon tunggu...
Haniam Maria
Haniam Maria Mohon Tunggu... -

If it's hard, you don't have to be alone. Come, I'm ready to listen 😇 Seseorang yang selalu tersenyum dan tertawa selagi mencari jati diri. I'm S.Psi 😁

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keep Calm and Be Creative!

17 November 2014   04:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416148188846432621

Bayangkan, anda berdiri di tepi jurang sedalam 200 m. Anda tidak dapat bergerak kemanapun karena dikepung oleh sekawanan serigala. Pilihan anda hanya melompat ke dalam jurang atau melawan kawanan serigala tersebut. Mana yang akan anda pilih? Atau anda memiliki pilihan lain? Mungkinkah anda berpikiran bahwa ada kemungkinan anda membawa ransel dan di dalam ransel tersebut terdapat tali yang panjang atau sebilah pisau? Dari masalah tersebut, saya mencoba untuk menggali kreativitas anda.

[caption id="attachment_375893" align="aligncenter" width="218" caption="keep calm and be creative (www.keepcalm-o-matic.co.uk)"][/caption]

Kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak terbatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut kegunaannya). Proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja (meskipun sebagian besar selalu menghasilkan penemuan, tulisan, maupun teori yang bermanfaat). Wallas (dalam Solso, 2008) menjelaskan bahwa ada empat tahapan dalam proses kreatif, yaitu:

1.Persiapan, memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya.

2.Inkubasi, masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan masalah dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lainnya.

3.Iluminasi, memperoleh insight (pemahaman yang mendalam) dari masalahh tersebut.

4.Verifikasi, menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi.

Orang kreatif selalu melihat adanya suatu hubungan yang unik dari beberapa hal yang tampaknya tidak saling berhubungan. Hal ini sangat berbeda dengan seseorang yang selalu melakukan hal-hal yang sama dari waktu ke waktu, maupun yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang sama dari waktu ke waktu sehingga dianggap sebagai orang yang tidak imajinatif dan membosankan. Kemampuan untuk berpikir kreatif sebagian besar dipengaruhi oelh budaya maupun pendidikan kita.

Seseorang memiliki kemungkinan untuk dapat berpikir lebih fleksibel, untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam ujian, untuk memecahkan teka-teki secara kreatif, dan untuk menggali ilmu pengetahuan atau filosofi lebih dalam lagi dengan cara mengajarkan kreativitas. Akan tetapi, hal ini tergantung pada bagaimana seseorang tersebut mendefinisikan kreativitas. Hayes (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa kreativitas dapat ditingkatkan dengan beberapa cara, antara lain:

1.Mengembangkan pengetahuan dasar. Semakin kaya latar belakang dalam bidang ilmu pengetahuan, literatur, seni, dan matematika dapat memberikan informasi yang lebih banyak bagi orang kreatif untuk memunculkan bakat-bakat kreatifnya.

2.Menciptakan atmosfer yang tepat untuk kreativitas. Salah satunya dengan teknik brainstorming yaitu sekelompok orang dalam suatu kelompok membuat ide sebanyak mungkin tanpa memberikan kritik pada anggota kelompok yang lainnya. Cara ini dapat memunculkan banyak ide atau solusi, serta dapat digunakan untuk memfasilitasi peningkatan kreativitas ide individu.

3. Mencari analogi. Sebuah permasalahan baru sebagian besar memiliki beberapa kesamaan dengan permasalahan yang sudah pernah diketahui bagaimana cara menyelesaikannya, sehingga dilakukan sebuah analogi dengan mengingat kembali permasalahan dan solusi yang pernah ditemui.

Para psikolog berpendapat bahwa ada kemungkinan untuk menentukan atau meneliti bakat kreatif dengan cara mengukur seberapa bagus seseorang melihat hubungan antara beberapa kata yang tampak tidak saling berhubungan. Tes ini disebut Remote Associations Test (RAT) yang ditemukan oleh Mednick pada tahun 1967. Cara mengujinya dengan meminta subjek untuk menghasilkan satu kata baru yang diperoleh dari asosiasi logis dari 3 kata.

Sumber Referensi:

Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. 2008. Psikologi Kognitif (dialihbahasakan oleh Mikael Rahardanto & Kristianto Batuadji). Jakarta: Penerbit Erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun