Mohon tunggu...
Haniam Maria
Haniam Maria Mohon Tunggu... -

If it's hard, you don't have to be alone. Come, I'm ready to listen 😇 Seseorang yang selalu tersenyum dan tertawa selagi mencari jati diri. I'm S.Psi 😁

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berpikir itu Penting!

17 November 2014   04:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:39 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa berpikir itu penting? Hal ini karena berpikir merupakan proses yang membentuk representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan (Solso, 2008).

Ada tiga ide dasar tentang berpikir (dalam Solso, 2008), yaitu:

1.Berpikir adalah kognitif—terjadi secara internal, dalam pemikiran—namun keputusan diambil lewat perilaku.

2.Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif.

3.Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau langsung menuju pada solusi.

Pemikiran dapat dikatakan sebagai mahkota kognisi. Untuk beberapa orang menjadi sangat brilian, menjadi amat mulia di antara kebanyakan orang dan merupakan salah satu keajaiban pada spesies kita.

Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain. Konsep formasi melibatkan bentuk yang tajam untuk mengklasifikasikan objek dan pencarian tata cara yang relevan dengan konsep tersebut.

Teori yang tertua dan paling berpengaruh dalam pembentukan konsep adalah prinsip asosiasi atau asosiasisme (Solso, 2008). Prinsip ini memegang ikatan yang akan terbentuk di antara kejadian (atau objek) yang setiap saat dimunculkan bersama kembali. Reinforcement (penguatan), atau sistem hadiah (reward), dapat memfasilitasi bentuk dari ikatan. Jadi, prinsip asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari menguatkan pasangan (objek atau kejadian yang sama) tepat darisebuah stimulus (misalnya kotak merah) dengan respons yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep, dan non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus (contohnya lingkaran merah) dengan respons untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.

Beberapa orang menganggap bahwa tahap awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan. Dalam pencarian untuk menemukan sesuatu, prosesnya meliputi pembentukan prioritas-prioritas, misalnya seorang polisi akan mengumpulkan bukti-bukti untuk dapat menyelesaikan kasus.

Berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran. Walaupun dua orang memikirkan hal yang sama, namun, kesimpulan yang mereka peroleh mungkin saja berbeda. Berpikir dapat diarahkan dan mengambil peranan penting dalam pengambilan keputusan dan pada level struktural, menghasilkan formasi dari representasi mental.

Solusi dalam pengambilan keputusan untuk suatu masalah dipengaruhi oleh faktor memori (keberadaan hipotesis), referensi sudut pandang yang mempengaruhi formulasi masalah, kegagalan untuk menyadari seberapa samakah sebuah kejadian pada populasinya, dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang mungkin.

Sumber Referensi:

Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. 2008. Psikologi Kognitif (dialihbahasakan oleh Mikael Rahardanto & Kristianto Batuadji). Jakarta: Penerbit Erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun