Malang, 2024 - Universitas Negeri Malang (UM) melakukan penelitian yang berjudul "Kerjasama Indonesia-Taiwan dalam Pengembangan Finger Print Flora di Kawasan Rawan Bencana DAS Brantas Berbasis Internet of Everything (IoE). Pendanaan penelitian ini didukung oleh Internal UM 2024, dengan nomor kontrak 4.4.780/UN32.14.1/LT/2024
Penelitian ini merupakan jenis terapan yang menggunakan metode desain eksperimental. Metode desain dan eksperimental digunakan untuk menghasilkan perangkat lunak dan perangkat keras SobatFlora pada level TKT 7. Dirancang oleh tim penelitian UM yang diketuai oleh Bapak Aripriharta, S.T., M.T., Ph.D. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan fitur fingerprint pada tumbuhan yang dapat digunakan untuk menentukan identitas genetik dan pengelompokkan data tumbuhan berdasarkan karakteristik dan pola pertumbuhan pada setiap jenis tumbuhan. Pengambilan sampel dan pengujian dilakukan secara bertahap, dimana pada tahun 2024 difokuskan pada data flora yang tumbuh di sekitar kawasan DAS Brantas.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada urgensi daerah rawan bencana banjir dan longsor yang sangat dekat dengan kampus UM. Pada tahun 2022 lalu, wilayah tersebut terlanda bencana banjir akibat kerusakan lingkungan.
Penggunaan teknologi IoE dalam fingerprint pada tumbuhan melibatkan pengumpulan data tentang berbagai aspek lingkungan dengan menggunakan sensor dan perangkat IoT lainnya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan, termasuk peningkatan akurasi pemantauan flora, deteksi dini perubahan lingkungan yang dapat memicu bencana, serta pengembangan aplikasi cerdas untuk pengelolaan lingkungan. Pada gambar berikut dapat dilihat alat dari SobatFlora yang telah terpasang di lokasi dekat dengan kawasan rawan bencana.
Harapan dari kegiatan penelitian ini adalah agar hasil dan pencapaian proyek dapat menjadi model yang efektif untuk inisiatif serupa di wilayah-wilayah lain yang juga rawan bencana. Dengan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari proyek ini, diharapkan akan ada kesempatan untuk mereplikasi metode dan teknologi yang telah terbukti efektif dalam konteks yang berbeda, mengingat keragaman tantangan bencana di berbagai daerah.
Lebih jauh lagi, teknologi yang dikembangkan ini diharapkan dapat diimplementasikan secara luas di seluruh Indonesia. Penerapan teknologi ini akan memperkuat upaya mitigasi bencana dengan memberikan alat dan metode yang lebih canggih untuk memantau, meramalkan, dan mengelola risiko bencana. Dengan demikian, akan ada peningkatan dalam kemampuan respons dan kesiapan menghadapi bencana, yang sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H