Hama tikus sudah menjadi momok menakutkan bagi para petani, tidak terkecuali para petani di Desa Jatirejoyoso, Kepanjen, Kabupaten Malang. Hewan pengerat satu ini selalu menyerang dan memakan tanaman petani. Sudah banyak cara digunakan untuk menaggulanginya, namun tetap saja hama ini selalu kembali. Hal tersebut menjadi permasalahan yang menjadi momok bagi petani.
Dengan adanya keterbatasan pengetahuan dan teknologi dalam menanggulangi masalah ini, tim pengabdian masyarakat Fakultas Teknik, Departemen Teknik Elektro yang diketuai oleh Bapak Aripriharta, S.T., M.T., Ph.D dan beranggotakan Prof. Dr. Siti Zubaidah, S.Pd, M.Pd, Hendra Susanto, S.Pd, M.Kes, Ph.D, Agusta Rakhmat Taufani, S.T., M.T, Rui Alfadel Saputra, dan Muhammad Adib Amin melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan membuat alat pengusir hama tikus bertenaga surya yang disebut dengan "KOCENG 4.0". Pengabdian dilaksanakan di Desa Mitra UM, yaitu Desa Jatirejoyoso Kepanjen dengan mitra yaitu Kepala Desa Jatirejoyoso Bapak Didit Mulyo Santoso. Pengabdian ini didanai oleh Non- APBN Universitas Negeri Malang Tahun 2022 dengan nomor kontrak 19.5.296/UN32.20.1/PM/2022.
TTG KOCENG 4.0 ini memiliki pemasok daya berupa energi matahari yang didapatkan melalui panel surya sesuai dengan SDGs 7 (Affordable and Clean Energy) dan SDGs 9 (Industry, Inovation and Infrastructure). TTG ini juga dilengkapi dengan alat pemancar frekuensi tinggi (ultrasonik) yang dapat dimanfaatkan sebagai pengusir hama tikus. Dengan penggunaan PLTS sebagai pemasok dayanyasehingga alat ini ramah terhadap lingkungan. Alat ini juga dipasang di sawah mitra dan dapat diakses melalui smartphone dengan teknologi IoT. TTG ini dipasang pada beberapa titik yang berbeda, hal ini dilakukan agar memaksimalkan manfaat alat ini dalam pengusiran hama tikus. Proses pemasangan berlangsung selama 2 hari dan dilaksanakan oleh mahasiswa dari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.
Solusi yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat ini memiliki dua aspek, yaitu teknologi dan ekonomi. Dari aspek teknologi pengusir hama tikus yaitu perangkat menggunakan ultrasonik yang dapat bekerja dengan optimal sehingga membuat tikus tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Alat ini dapat mengusir tikus bukan membunuh, sehingga tidak meninggalkan bangkai, serta alat ini sangat aman buat kesehatan dengan jangkauan alat tersebut cukup luas. Harapannya pengetahuan dan penguasaan teknologi masyarakat mitra dapat meningkat dengan penerapan TTG dalam pengabdian ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H