MALANG - Sebuah terobosan teknologi energi terbarukan untuk daerah pedesaan yang belum menikmati listrik PLN (off-grid) baru saja berhasil diciptakan oleh tim riset cerdas dari Universitas Negeri Malang. Pengembangan teknologi inverter pintar ini dipimpin oleh Aripriharta, seorang professor berpengalaman di bidang teknik elektro, bersama anggota timnya Nandang Mufti, Arif Nur Afandi dan Markus Diantoro. Mereka telah sukses mengembangkan sebuah purwarupa (prototype) sistem inverter cerdas bertenaga gabungan panel surya dan baterai. Produk inverter cerdas ramah lingkungan hasil riset lokal ini diberi nama "Intelligent Offgrid Inverter Teroptimasi QHBM Berbasis IoT dan Smart App".
Pembuatan prototipe dengan sistem Smart Grid ini ditujukan untuk menjawab masalah krusial yaitu bagaimana memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti sinar matahari untuk kebutuhan listrik perdesaan seefisien mungkin, memberikan suplai daya stabil berkelanjutan, serta mampu terintegrasi cerdas melalui teknologi konektivitas modern. Produk inverter hasil riset unggulan ini mengimplementasikan algoritma optimasi cerdas Queen Honey Bee Migration (QHBM) yang terinspirasi dari perilaku adaptif koloni lebah madu, dipadukan dengan teknologi Internet of Things dan machine learning guna monitoring real-time dan otomasi sistem yang cerdas. Dengan optimalisasi software dan hardware secara menyeluruh, prototype inverter cerdas ini mampu menekan pemakaian listrik yang berlebihan dan boros, sehingga menghasilkan suplai daya sangat efisien dan stabil untuk aktivitas rumah tangga maupun usaha ultra mikro di daerah terpencil Indonesia yang tidak terpasok energi listrik konvensional.
Selain kebaruan dari sisi teknologi, prototipe inverter energi terbarukan ini juga mengedepankan nilai strategis yakni kandungan komponen dalam negeri hingga 60% agar semakin mendukung tumbuhnya ekosistem industri nasional yang mandiri, juga tidak bergantung pada impor produk vital sejenis dari luar negeri. Target output inverter cerdas ramah lingkungan ini disesuaikan kondisi lapangan yakni 1 sampai 5 kW, agar pas dengan tipikal pemakaian listrik rumah tangga perdesaan hingga untuk menunjang aktifitas usaha ultra mikro milik warga.
Pengembangan produk teknologi nasional ini didanai skema riset berskala nasional Nomor 5.4.794/UN32.20.1/LT/2023. Harapannya, hasil riset bermanfaat ini bisa secepatnya dikomersialkan secara massal, sehingga segera dinikmati hasil nyatanya oleh saudara-saudara kita di pelosok tanah air tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H