Mohon tunggu...
Moh Arie Setyawan
Moh Arie Setyawan Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Solipsisme: Teori Filosofis tentang Eksistensi Individu

6 Maret 2023   19:54 Diperbarui: 6 Maret 2023   20:00 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption source : Feelsafat

Solipsisme adalah teori filosofis yang mengemukakan bahwa satu-satunya kepastian yang dapat diterima adalah eksistensi dari individu yang mempertimbangkan teori tersebut. Artinya, individu hanya dapat yakin tentang eksistensi dirinya sendiri dan tidak dapat yakin tentang eksistensi dunia luar atau orang lain. Teori ini menjadi populer berkat filsuf terkenal, Ren Descartes, yang menyatakan "Cogito, ergo sum" atau "Aku berpikir, maka aku ada." Namun, Descartes tidak sepenuhnya mengikuti solipsisme karena ia percaya bahwa Tuhan ada dan dapat membuktikan bahwa dunia luar juga ada.

Dalam teori solipsisme, individu dianggap sebagai satu-satunya realitas yang pasti, sedangkan dunia luar dianggap sebagai entitas yang tidak pasti atau tidak nyata. Hal ini dapat dilihat dari sudut pandang pemikiran manusia yang sangat subjektif dan berbeda-beda. Dalam arti lain, individu hanya dapat memahami dunia luar melalui persepsi dan interpretasi yang terbatas pada dirinya sendiri.

Namun, solipsisme bukanlah teori yang mudah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dapat melihat, mendengar, dan merasakan lingkungan sekitar mereka serta berinteraksi dengan orang lain. Kehadiran lingkungan dan orang lain ini dapat dipercayai sebagai eksistensi yang nyata.

Meskipun begitu, teori solipsisme masih menjadi topik diskusi dalam filosofi. Teori ini dapat membantu manusia memahami sifat eksistensi dan pemikiran manusia yang sangat subjektif. Solipsisme juga dapat menantang manusia untuk mempertanyakan realitas yang ada di sekitar mereka.

Namun, perlu diingat bahwa teori solipsisme bukanlah jawaban yang pasti mengenai eksistensi manusia. Dunia luar dan orang lain dapat dipercayai sebagai entitas yang nyata, namun individu masih memiliki keterbatasan dalam memahami realitas tersebut. Sebagai manusia, kita perlu terbuka untuk berpikir secara kritis dan merenungkan realitas yang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun