Mohon tunggu...
christi kevin kyken
christi kevin kyken Mohon Tunggu... Petani - Warrior God of Agriculture

- Senang berimprovisasi - Sedang berlatih untuk berpikir kritis dan open minded - Sangat ingin menjadi ahli botani, arsitek pertanian dan filsuf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Future is Coming! Indoor Farming, Ucapkan Selamat Tinggal pada Panas Matahari

14 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:27 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Futurefarming.com/ Hugo Claver)

Apabila kita berbicara tentang pertanian, maka yang dapat dibayangkan adalah lahan pertanian yang luas, cahaya matahari yang panas, pengairan yang teratur dan lain sebagainya. Pertanian identik dengan kegiatan di ruang terbuka dengan cahaya matahari yang langsung menyentuh kulit, membuat beberapa orang enggan untuk melakukan kegiatan pertanian apabila matahari sedang terik – teriknya. Kegiatan pertanian masih melekat dengan pengolahan tanah dan pengairan yang harus rutin dilakukan agar tanaman tidak kekurangan air.

Pertanian konvensional juga membutuhkan perawatan ekstra, seperti penyiangan dan pengendalian hama. Petani harus secara rutin mengontrol tanaman agar terbebas dari serangan hama dan penyakit. Untuk mencegah serangan tersebut, petani akan menyemprotkan pestisida baik yang organik maupun kimia sintetik. Pertumbuhan gulma juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kompetisi hara antara tanaman budidaya dengan gulma. Pengendalian gulma biasanya dilakukan dengan melakukan pemyiangan, namun terdapat juga pengendalian menggunakan herbisida kimia sintetik.

Namun pertanian dunia tidak hanya berada di level itu – itu saja. Dengan semakin canggihnya teknologi, sektor pertanian mampu memasuki era pertanian modern atau dikenal dengan “future of agriculture”. Di beberapa negara pertanian sudah dilakukan secara indoor atau di dalam ruangan, dengan konsep yang diatur sedemikian rupa agar tanaman dapat berkembang dengan optimal.

Pertanian dalam ruangan atau indoor farming/indoor agriculture merupakan konsep untuk melakukan budidaya tanaman di dalam ruangan tanpa tanah dan cahaya matahari. Indoor farming berbeda dengan konsep green house yang masih memanfaatkan cahaya matahari untuk kebutuhan tanaman berfotosintesis, indoor farming memiliki ruang yang benar – benar tertutup. Terdapat blower dan exhaust sebagai pengatur pergerakan udara di dalam ruangan, air conditioner untuk mengatur suhu ruangan, dan growlight untuk memenuhi kebutuhan cahaya bagi tanaman.

Indoor farming memiliki beberapa model yang dapat dioperasikan. Masing – masing model memiliki keuntungan dan kekurangannya tersendiri. Melalui penelitian dan praktek langsung selama bertahun – tahun, membuat konsep indoor farming bisa menghasilkan hasil yang optimal.

 Mungkin banyak yang berpikir butuh ruangan seberapa besar untuk melakukan indoor farming? Indoor farming kebanyakan pasti menggunakan metode vertical culture/vertical farming, sehingga pemanfaatan ruangan tidak hanya secara horizontal namun juga secara vertical sehingga pemanfaatan ruangan menjadi lebih maksimal. Beberapa model indoor farming yang biasa digunakan yaitu hidroponik, akuaponik, dan aeroponik.

Indoor farming dengan metode vertical culture dapat menggunakan model hidroponik. Mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah hidroponik, dimana pertanian dilakukan tanpa tanah dengan nutrisi sendiri. Vertical culture model hidroponik biasanya menggunakan AB Mix sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang dibudidayakan. 

Media yang digunakan bermacam – macam, contohnya seperti rockwool, cocopiet, dan spons. Dikutip dari Aero Farming, Leader of Verticalculture/Vertical Farming dunia model hidroponik memiliki kelebihan seperti kebutuhan air yang sedikit, menghasilkan 360x lebih banyak dari pertanian konvesional, dan yang jelas tanpa menggunakan pestisida kimia sintetik sehingga lebih sehat.

Model kedua adalah akuaponik yang sebenarnya hampir sama saja dengan hidroponik namun yang membedakan adalah sumber nutrisinya. Pada akuaponik sumber nutrisi bagi tanaman berasal dari kotoran ikan yang juga dibudidayakan. Kotoran ikan tersebut dimanfaatkan sebagai sumber hara untuk tanaman melakukan pertumbuhan. Kelebihan dari akuaponik ini, selain dapat memanen tanaman hasil budidaya juga dapat memanen ikan yang bersama – sama dibudidayakan.

Indoor farming dengan metode vertical culture juga dapat menggunakan model aeroponik. Aeroponik akan membuat akar menggantung tidak seperti hidropnik dan akuaponik yang akarnya masuk kedalam larutan nutrisi. Untuk model aeroponik ini pemberian nutrisinya memanfaatkan proses penguapan, dimana nutrisi yang akan diberikan akan diuapkan dibawah akar sehingga tanaman memperoleh nutrisi dalam bentuk uap. Namun aeroponik ini akan lebih maksimal apabila tanaman yang dibudayakan memiliki akar yang lebat dan panjang seperti tanaman kentang. Aeropnik juga akan melakukan  penyemprotan air dari bagian atas daun.

Kemajuan di sektor pertanian sudah berada dilevel yang berbeda. Di masa depan petani tidak perlu lagi untuk berpanas – panasan untuk mengolah lahan pertaniannya. Namun untuk memulai indoor farming, membutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang profesional dan paham teknologi pastinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun