Oktober 2019 menjadi bulan yang paling membahagiakan untuk saya dan keluarga saat itu. Anak saya ikut sebuah olimpiade matematika tingkat nasional yang dilaksanakan program studi matematikan di salah satu universitas swasta di Jakarta, pada awalnya cuma iseng-iseng mendaftarkan karena melihat anak saya sangat menyukai pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam.Â
Saat itu anak  kelas 2 SMP  dan bersekolah di salah satu SMP Negeri ternama di wilayah Jakarta Selatan. Saya mendapatkan informasi olimpiade matematika dari salah satu dosen yang mengajar di kampus tersebut yang kebetulan merupakan teman saya. Niat awal saya hanya untuk mencoba kemampuan anak, karena memang semenjak berada di SMP semangat dan nilai -- nilai anak saya meningkat drastis, terutama di pelajaran matematika dan ilmu pengetahauan alam.Â
Waktu itu pendaftaran olimpiadenya sekitar bulan Agustus 2019. Sekitar bulan September anak saya melakukan penyisihan babak pertama untuk wilayah DKI Jakarta. Jumlahnya ratusan peserta dong, banyak banget yang mengikuti perlombaan ini dan saya tidak berharap banyak karena belum tahu kemampuan sebenernya dari anak saya dan ini merupakan olimpiade pertama baginya.Â
Setelah pengumuman, saya sangat kaget ternyata anak saya berada di urutan pertama pada babak penyisihan wilayah. Saya sangat senang dan terharu waktu itu, setelah itu saya mulai percaya diri dan memberikan semangat yang lebih kepada anak saya. Olimpiade tersebut memiliki banyak sekali tahapan, setelah lolos tahap penyisihan wilayah kemudian lanjut ke tahap penyisihan nasional babak I dan babak II dan alhamdulillah lolos menuju babak grand final.Â
Di babak grand final tersisa 10 peserta terbaik dan alhamdulillah sekali anak saya menjadi juara 2 dengan selisih nilai yang tipis banget dari sang juara 1, tapi saya tidak menyesalinya karena mendapatkan juara 2 saja sudah sangat bersyukur terlebih ini pengalaman pertama anak saya mengikuti olimpiade dan saya sangat yakin kedepannya anak saya akan lebih berprestasi.
Di  sini saya bukannya ingin menceritakan kisah anak saya yang berprestasi tapi saya ingin sharing tentang gimana anak saya bisa berubah hampir 360 derajat dari seorang siswa yang biasa biasa saja, menjadi siswa yang teladan dan berprestasi. Ketika anak saya SD dari kelas 1 sampai kelas 5 anak saya biasa saja, bahkan tidak bisa masuk ke 10 besar di kelasnya.Â
Ketika itu memang saya masih sangat sibuk bekerja karena masih adaptasi dengan jabatan baru sehingga kurang memberikan perhatian terhadap anak saya. Anak saya sangat jarang minum susu, katanya ga enak dia lebih suka minum minuman penyegar instant yang suka dijual di alfamart.Â
Pernah pada suatu ketika nilai anak saya jelek sekali, saya mulai bingung dan mencari cara agar nilai anak saya naik. Saya sangat ingin anak saya bisa minum susu dan berhenti mengkonsumsi minuman-minuman penyegar yang tidak sehat. Akhirnya teman kantor saya merekomendasikan susu kambing untuk alternatif susu sapi.Â
Saya belum pernah mencoba susu kambing sebelumnya dan masih awam saya pun mencoba mencari cari khasiatnya di internet dan akhirnya saya menemukan sebuah iklan di facebook tentang susu kambing etawaku platinum, akhirnya saya pun mengkliknya dan menuju website etawaku platinum. Di sana saya mendapatkan banyak informasi baru mengenai susu kambing etawaku platinum.Â
Ternyata kandungan nutrisi di susu kambing etawa lebih banyak daripada susu sapi, bahkan 3 kali lebih banyak dari susu sapi. Pada susu kambing etawaku platinum ternyata terdapat riboflavin, vitamin B2 dan B3 yang berperan dalam menumbuh kembangkan sel otak dan sel sistem saraf yang baik bagi kecerdasan anak.Â
Journal of American Medicine juga menyebutkan susu kambing merupakan makanan paling lengkap yang diketahui. Susu kambing mengandung vitamin, elektrolit, mineral, unsur kimiawi, enzim, protein, dan asam lemak yang bermanfaat bagi tubuh. Website nya sangat informatif dan adminnya pun enak diajak ngobrol, kita pun bisa konsultasi mengenai tumbuh kembang anak dan bagaimana cara meningkatkan kecerdasan anak.
