Siapa Kaori Miyazono itu? Mungkin inilah pertanyaan pertama yang terbersit di pikiran pembaca sekalian. Ia adalah salah seorang tokoh utama di anime berjudul Your Lie in April. Kisahnya ditulis oleh Naoshi Arakawa, yang berhasil menuliskan sebuah kisah cinta penuh romansa yang sayangnya dibatasi perihnya dunia fana.
Kaori Miyazono adalah salah satu tokoh di dalam anime Shigatsu wa Kimi No Uso, atau sering juga disebut Your Lie in April. Dia menyukai sang tokoh utama, pianis handal yang kehilangan kepercayaan dirinya, Arima Kousei. Kaori memendam perasaan suka sedari kecil kepada Kousei.Â
Ketika itu, Kaori takjub oleh performa pertama dari dentingan piano Kousei dan langsung ingin menjadi pengiring pianonya. Sampai akhirnya, mereka berdua dipertemukan di SMP yang sama. Tentu, Kaori ingin lebih dekat dengan Kousei. Namun, takdir berkata sebaiknya. Kaori menderita sebuah penyakit yang menyebabkan membatasi masa hidupnya.
Kaori tidak menyerah begitu saja. Kaori masih berusaha untuk mewujudkan impiannya. Ia berusaha keras untuk menjadi pianis partner bagi Kousei. Kaori ingin hidupnya menjadi berguna bagi sesama.Â
Melalui kisah hidupnya yang singkat, dia ingin menjadi sebuah lentera yang menerangi dan menginspirasi teman-temannya. Kaori tidak ingin menjadi manusia yang hanya membebani orang-orang di sekitarnya. Bahkan, di masa terendahnya sekalipun, dia selalu berusaha untuk tidak membuat orang di sekitarnya khawatir. Ia tetap kuat menanggung semuanya sendirian, walau tentu rasanya sangat menyakitkan.
Kisah hidup Kaori memberikan sebuah pandangan baru bagi saya dalam memaknai hidup. Kaori memaknai hidupnya yang singkat sebagai sebuah mahakarya. Kaori tidak terpaku pada kematian yang akan menjemputnya cepat atau lambat.Â
Kaori hanya ingin membuat hidupnya menjadi masterpiece. Tidak hanya sekedar masterpiece, tetapi juga menjadi sebuah karya yang mengagungkan Penciptanya, dan menjadi inspirasi bagi sesamanya.Â
Dalam memaknai hidupnya, Kaori berprinsip bahwa nilai esensial dari sebuah kehidupan terletak pada bagaimana cara kita membuat hidup menjadi sesuatu yang berharga dan berguna, sesuatu yang bermakna, bukan hanya bagi diri sendiri, namun juga bagi sesama.
Dalam kehidupannya, Kaori tidak terpaku pada batasan yang dibuat oleh konsep kefanaan duniawi. Kita dapat melihatnya dari penampilannya di Towa Hall. Kaori tidak peduli pada tatanan nada, susunan not dan sebagainya. Dia membuat tatanannya sendiri, mengubah nada dan musiknya dan menjadikannya sebuah musik baru yang memukau seluruh penonton.Â
Kaori juga tidak memaknai hidupnya dari pandangan orang. Baginya, hidup terlalu singkat untuk dimaknai hanya berdasarkan komentar orang-orang. Kaori berubah menjadi dirinya yang baru, melepaskan segala batasannya. Awalnya Kaori melakukan ini agar dia tidak memiliki penyesalan sebelum dia berpulang nanti.Â
Namun, saya pribadi melihat ini sebagai cara baru Kaori dalam memaknai hidupnya. Kaori juga tetap mensyukuri hidupnya. Saya berpikir, terkadang ada saatnya dimana Kaori merasa Tuhan begitu tidak adil padanya. Tetapi apakah Kaori mengeluh? Apakah dengan masa hidupnya yang singkat, Kaori menyalahkan Tuhan dan meninggalkan-Nya? Tidak. Kaori tetap bersyukur dengan apa yang bisa ia peroleh. Dia bersyukur dengan rahmat kehidupan yang dimilikinya.