Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanda Tanya

21 Januari 2021   21:46 Diperbarui: 21 Januari 2021   21:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pixabay.com/@GDJ

Malam mematuk pagi

Hingga terbenam tak pernah lagi menyapa terbit

Langit-langit bagai jarak galaksi

Apa yang kupikirkan?

Hulu merasa kuasa atas hilir

Menumpahkan marah pada ketidakberdayaan

Gema kicau burung menyahut di antara celah pepohonan tanpa ranting

Siapa yang harus disalahkan?

Kau dan aku beradu

Mengartikan ketakutan sebagai pengekangan

Saling menusuk hingga hunjam tombak terasa lelehan salju

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun