Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pencarian

28 Januari 2020   18:05 Diperbarui: 28 Januari 2020   18:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pixabay.com/@Free-Photos

Mereka bilang laut adalah penyimpan rahasia alam. Namun, aku menemukan hutan. Bangkai tertanam menjadi rindang, lalu lenyap bersama raung harimau.

Mereka bilang tembok beton adalah kenyamanan. Namun, aku menyinggahi gubuk. Anyaman rotan memayungi, lalu roboh bersama terpaan badai.

Mereka bilang kemeja adalah bukti kepandaian. Namun, aku memakai kaus. Benang tipis meresap peluh, lalu terbakar bersama api unggun.

Lalu, aku menemukan cangkang emas. Namun, tak lagi kudengar seruan-seruan mereka. Hai, apa yang terjadi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun