Pepatah itulah yang terngiang-ngiang dalam hati saya ketika ikut sesi 2 dalam diklat online p4tk yaitu praktik bertanya, Apalagi dalam kurikulum 2013, elemen penting dalam proses pembelajaran adalah guru harus menerapkan pembelajaran saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan yang disingkat dengan 5M. Hal inilah yang menjadikan kurikulum baru ini berbeda dari kurikulum sebelumnya.
Dengan formula baru ini diharapkan siswa mengalami proses belajar yang sesungguhnya bukan hanya sekedar wadah kosong yang siap diisi. Dalam pembelajaran saintifik maka siswa aktif secara fisik dan mental, siswa diharapkan terlibat secara aktif mengkonstruksikan belajarnya sendiri, guru hanya sebagai motivitor, fasilitator, mengarahkan siswa agar mencapai kompetensi spiritual, pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang akan dicapai.
Apabila semua kompetensi siswa ini tercapai maka dia akan menjadi manusia seutuhnya yang religius, cerdas, santun serta skill yang mumpuni sehingga dia siap menghadapi semua tantangan dunia global dimana dunia sudah tidak terbatas oleh sekat negara. Semua orang bisa mengakses semua informasi dari negara nun jauh disana tanpa harus meninggalkann rumahnya dengan adanya internet, dan kemajuan-kemajuan lain yang tidak terbendung lagi. Maka tugas guru menjadi tugas yang sangat mulia jika mampu menghasilkan manusia-manusia cerdas dan bermanfaat bagi sekitarnya.
Dalam penerapan proses belajar saintifik ternyata ada proses yang sangat penting, yaitu menanya. Semua orang atau guru bisa bertanya tapi tidak semua pertanyaan itu efektif. Jika pertanyaan yang diajukan guru tidak efektif atau malah membingungkan maka proses belajar yang diharapkan terjadi secara aktif dan konstruktif tidak akan terjadi. Maka diperlukan keterampilan khusus bagi guru pengajar dalam menanya yang efektif. Apabila guru sudah mampu membuat pertanyaan yang efektif maka pembelajaran akan berjalan dengan aktif, menyenangkan, dan kondisi kelas berjalan kondusif. jika hal ini terjadi maka hasil yang diharapkan setiap guru tercapai, yaitu siswa lebih santun, lebih hormat kepada guru, nilai bertambah bagus dan sebagainya.
Pertanyaan sekarang adalah bagaimana bertanya secara efektif , sebelum itu kita harus tahu apa tujuan bertanya yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran, tujuan bertanya itu antara lain : 1. Menelaah dan merangkum pembelajaran sebelumnya, 2. Mendorong atau melibatkan siswa berpikir matematis, 3. Menilai kesiapan siswa, . 4. Mengecek pekerjaan rumah atau tugas kelas dan pemahaman siswa, 5. Memfokuskan perhatian siswa pada materi matematika tertentu, 6. Menilai ketercapaian tujuan pembelajaran atau sebagai asesmen formatif, 7. Mendiagnosa kesulitan siswa, 8. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap inkuiri, 9. Memancing siswa untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, 10. Memberi kesempatan kepada semua siswa mendengar penjelasan yang berbeda-beda dari siswa lainnya, 11. Membantu guru menentukan laju pelajarannya dan untuk mengendalikan perilaku siswa.
Salah satu contoh pertanyaan efektif dan pertanyaan tidak efektif dari tujuan bertanya diatas adalah sebagai berikut, misal tujuan bertanya guru adalah untuk merangkum pembelajaran sebelumnya “Untuk mengingat pelajaran sebelumnya, coba nyatakan dengan kata-kata bagaimana menghitung luas jajargenjang!”, perlu dihindari pertanyaan “Untuk mengingat pelajaran sebelumnya, coba sebutkan rumus menghitung luas jajargenjang!” , pertanyaan ini mengarahkan siswa untuk membaca buku catatannya, jadi tidak terjadi proses berfikir dalam diri siswa.
Beberapa materi diatas salah satu materi yang paling berharga yang saya dapatkan dari diklat online yaitu sesi 2 (praktik bertanya), ditambah lagi video yang menunjukkan guru seprofesi dengan kita para guru untuk kita komentari. Dari video tersebut lebih menguatkan pemahaman tentang pentingnya bertanya yang efektif.
Untuk menjawab pertanyaan, pertanyaan efektif seperti apa?, dalam diklat online sesi 2 dijelaskan karakteristik pertanyaan yang efektif antara lain : menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan, bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended, memungkinkan jawaban yang beragam, memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut, memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa.
Agar guru tidak terjebak dengan pertanyaan yang tidak efektif dijelaskan pula dalam diklat sesi 2 (praktik bertanya) bahwa perlu dihindari pertanyaan sebagai berikut : a. Hindari pertanyaan yang tertutup, misalnya ya/tidak, atau pertanyaan tertutup (mengisi titik-titik),Hindari pertanyaan yang memandu siswa pada jawaban atau memberi petunjuk (clue) pada jawaban. Siswa perlu belajar dan berpikir di dalam matematika, tidak selalu harus dibimbing. Guru harus memberi kepercayaan pada mereka dan memberi kesempatan pada mereka untuk menjawab. Hal yang dibutuhkan adalah dorongan bagi mereka,b. Hindari pertanyaan yang terpusat pada guru. Arahkan siswa bahwa merekalah yang memiliki kepentingan dengan pertanyaan tersebut. Misalnya, “jelaskan pada teman-temanmu bahwa ...”, “coba yakinkan dirimu, mengapa.... “, c. Hindari memberi label mudah atau sulit pada pertanyaan yang diajukan. Ini dapat membuat siswa tidak mengerahkan perhatian yang maksimal untuk menjawab pertanyaan, d.Jangan pernah menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan. Usahakan siswa dapat menjawabnya walaupun pada akhirnya dengan sedikit bantuan dari guru, e. Hindari memberi judgment salah pada jawaban siswa. Akan lebih positif, dengan menganggap jawaban siswa belum tepat sehingga mengundang mereka untuk berpikir ulang dan melakukan usaha kembali menjawab pertanyaan dengan memikirkan mengapa jawaban mereka belum tepat.
Adapun teknik bertanya yang efektif ada 2 yaitu : 1.Bekerja mundur (backward method) dan 2. Mengadaptasi pertanyaan standar.
Sebagai contoh saya membuat pertanyaan efektif sebagai berikut :