Mohon tunggu...
Kholis Faisol
Kholis Faisol Mohon Tunggu... -

guru yang ingin selalu ingin maju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keputusasaan

10 September 2014   13:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia adalah tempat ujian, setiap manusia akan di uji dengan kesenangan dan kesusahan. Dan sebaik-baik manusia adalah yang mampu melewati ujian itu dengan sabar dan tawakkal. itulah sepenggalan kata nasihat dari orang-orang tua kita. Akan tetapi sesungguhnya sangat sulit untuk menerapkan nasihat itu, karena manusia mempunyai sifat yang khas yaitu terburu-buru, setiap keinginannya ingin cepat terwujud, setiap yang direncanakan harus selalu berhasil, setiap keadaan harus selalu menyenangkannya.

Hal inilah yang menyebabkan manusia selalu melewati setiap fase kehidupan dengan keputus asaan. Orang tua putus asa karena anaknya tidak mau mematuhi perintahnya, seorang anak putus asa dengan orangtuanya karena tidak mau memahami dirinya, seorang caleg putus asa karena tidak jadi anggota dewan, pemimpin putus asa dengan yang dipimpinnya, begitu pula rakyat putus asa dengan pemimpinnya. Seorang guru putus asa dengan siswanya, siswa putus asa dengan guru karena tidak mendapat pengajaran yang baik dari gurunya.

Semua itu terjadi pada setiap manusia, baik orang indonesia, orang amerika, orang afrika. baik berkulit hitam maupun yang berkulit putih. baik orang kaya maupun orang miskin, baik presiden maupun rakyat jelata, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang sehat maupun orang sakit. baik orang tua maupun anak. singkatnya semua orang pernah mengalami keputus-asaan.

Akan tetapi tingkat keputus-asaan seseorang berbeda-beda. ada seorang yang putus asa tetapi dia cepat bangkit kemudian kembali menjadi manusia yang optimis, akan tetapi ada seseorang yang mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk menerima kenyataan yang terjadi. hal ini sudah banyak terjadi pada orang-orang di jaman globalisasi ini, dimana semua fasilitas kemudahan dalam berbagai segi kehidupan telah tersedia, untuk perjalanan yang ditempuh dalam waktu berbulan-bulan, sekarang hanya dapat ditempuh dalam waktu beberapa jam saja, untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang di belahan dunia yang lain sekarang hanya tinggal duduk dirumahnya saja.

Begitulah hari ini manusia berlomba-lomba dalam kehidupannya, supaya mendapatkan fasilitias itu semua dan itu memang yang dijanjikan oleh kehidupan jaman sekarang, hal ini kontradiktif dengan keadaan jiwa manusia yang mudah putus asa. Seharusnya dengan tersedianya fasilitas kemudahan maka tidak akan ada masalah, dan tentunya tidak ada istilah putus asa. Apa yang diinginkan akan cepat terwujud, apa yang dicita-citakan akan cepat berhasil, apa yang diharapkan akan menjadi kenyataan.

Ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh kita semua, semua fasilitas kemudahan jaman sekarang malah membuat manusia cepat putus asa. ketika ada sedikit kesulitan dia marah-marah, setiap waktu dan setiap detik semua keadaan ingin selalu berpihak kepadanya. Banyak orang yang mengakhiri hidupnya karena diputus kerja, banyak anak yang mati sia-sia karena diputus pacarnya, banyak calon pemimpin yang menjadi gila karena tidak menjadi apa yang diinginkannya.

Lantas apa solusi dari masalah ini, tidak lain dan tidak bukan adalah dengan kita kembali kepada defini keputus-asaan itu, yaitu hilangnya harapan karena ketidakmampuan jiwa dalam menerima kenyataan. maka kesimpulannya kita harus mengembalikan semua apa yang inginkan, yang direncanakan, yang dicita-citakan kepada yang menciptakan kita, yang mengurus kita, yang selalu siap untuk menerima pengaduan kita, yang selalu mendengar apa yang ada dalam hati kita, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala. kembalilah kepadanya dengan meyakini apa yang difirmankan-Nya, mempercayai apa yang disabdakan oleh utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Jika kita mencari jalan lain untuk menghilangkan keputus-asaan kita maka sungguh itu hanya semu dan tidak akan bertahan lama. Jadi tidak ada jalan lain selain menerima takdirnya, kemudian berdo'a dengan penuh kesungguhan. Sangat benar apa disabdakan oleh Rasulullah bahwa orang yang paling lemah adalah orang yang lemah dalam berdo'a. wallahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun