Mohon tunggu...
Kholis Faisol
Kholis Faisol Mohon Tunggu... -

guru yang ingin selalu ingin maju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dol P4TK 2014 Matematika yang Luar Biasa

13 September 2014   05:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:50 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kesalahan mendasar yang selama bertahun-tahun saya dalam mengajar adalah menganggap siswa yang saya ajar adalah wadah kosong yang siap diisi. Berbagai teori dipelajari, berbagai buku dibaca, dan semua metode diresapi , tapi semua itu sia-sia. Sangat lama sekali  saya mengajar dengan penuh keterpaksaan, sampai terkadang dalam hati timbul keputus asaan. Seandainya bukan karena kewajiban mencari nafkah untuk anak dan istri, sudah lama saya berhenti mengajar. Saya tergiur karena perhatian pemerintah yang begitu besar terhadap kesejahteraan guru. Banyak tunjangan yang didapatkan oleh guru  baik PNS maupun non-PNS, dari tunjangan fungsional sampai tunjangan prosfesi.

Ternyata hal ini terjadi teman-teman sesama guru,  para teman sejawat ini menjadikan profesi guru hanya sekedar  untuk menopang kehidupan rumah tangga, tidak lebih. Mereka tidak perduli bagaimana metode yang mereka ajarkan apakah efektif atau tidak, mereka juga  tidak peduli bagaimana hasil pendidikan dan pengajaran yang mereka ajarkan apakah menghasilkan murid yang pandai dan berakhlaq mulia atau tidak, mereka tidak merasa bertnggung jawab terhadap orang tua yang telah memberikan tanggung jawab ini . Yang penting mereka datang pagi-pagi dan tidak terlambat, pulangnyapun juga harus sesuai dengan jadwal. Jadilah mereka robot dan mereka juga merasa harus mengajar murid juga sebagai robot, mereka merasa bahwa apa yang diajarkan harus didengar, dibenarkan dan ditaati, kalau tidak maka murid itu dicap nakal, pembangkang, bodoh, dan sebutan-sebutan lainnya, sehingga mereka layak dihukum, dan jika sampai taraf yang parah mereka dikeluarkan dengan alasan murid tidak mau dibina jadi dikembalika kepada orang tua.

Sungguh sangat menyedihkan sekali keadaan bangsa ini jika para guru yang notabene adalah manusia yang menjadi yang digugu dan ditiru, menjadi pengumpat, tidak sabar, dan berputusasa. Akan menjadi apa bangsa jika gurunya menjadikan murid-muridnya menjadi manusia yang minder, akan menjadi bangsa ini jika para gurunya mudah memvonis murid-muridnya sebagai pembangkang, bodoh dan sebutan-sebutan lainnya. Akan menjadi apa bangsa ini jika para muridnya dididik sebagaimana robot.

Sudah tampak bagaimana kedudukan bangsa ini diantara bangsa-bangsa lain, sangat terbawah, bangsa ini tidak punya karakter, bangsa ini merasa minder dengan kemampuan dirinya. Anak-anak malu dengan produk-produk dalam negeri. Para tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri adalah tenaga-tenaga kasar seperti pembantu rumah tangga dan kuli bangunan, ditambah perlakuan kepada mereka sangat tidak manusiawi, tapi apa yang dilakukan bangsa ini, tidak ada. Kekayaan negara ini dikuras habis-habisan tanpa ada reaksi apa dari bangsa ini.

Tapi sekarang keadaannya sudah mulai berubah, ada kesadaran dari pemerintah tentang kesalahannya dalam pendidikan, hal in dikarenakan sumber pembentukan karakter bangsa ini adalah pendidikan. Jika pendidikan dalam suatu bangsa baik maka insyaAllah bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkarakter, lebih percaya diri dengan kemampunnya, bangga dengan produk-produknya sendiri, tidak mau direndahkan oleh bangsa lain, sehingga bangsa ini berdaulat dalam arti sesungguhnya.

Pendidikan  dengan lingkup paling kecil tapi sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sekolah. Sekolah menjadi bagian dari pendidikan yang dapat di ukur, dan dapat dapat dirancang sedimikian rupa sehingga hasilnyapun dapat dikira dan dievaluasi. Jadi sekolah adalah lembaga yang menjadi tolak ukur pendidikan dalam suatu negara.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah sangat menentukan keberhasilah pendidikan di sekolah, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik. Guru mendapat tanggung jawab besar untuk menjadi murid-muridnya sebagai manusia seutuhnya, yaitu beriman, cerdas, santun dan terampil, jadi cerdas saja tidak cukup.

Saya sebagai guru hari ini juga sadar akan tanggung jawab sebagai guru bukan hanya sekedar datang, mengajar, kemudian pulang dapat honor, merdeka. Pemikiran saya yang dulu membuat saya terpaksa mengajar sudah berubah, hari ini saya mengajar dengan penuh semangat, saya mengajar dengan penuh kecintaan pada profesi yang mulia. Bukan hanya sekedar ingin mendapatkan sedikit uang dari mengajar. Saya sudah lebih kreatif dalam mengajar, saya lebih berani menggunakan metode yang selama ini saya anggap sia-sia.

Perubahan ini tidak lain dan tidak bukan yaitu karena pelatihan yang saya ikuti selama hampir 21 hari di p4tk matematika, sungguh pelatihan yang sangat bermanfaat.  Hal ini tidak diluar dugaan, karena sebelumnya saya pernah ikut pelatihan di lembaga yang sama tapi tidak ada pengaruh apa-apa dalam diri saya.  DOL p4tk matematika memberikan pelatihan paling mendasar dalam pengajaran seperti cara bertanya efektif.  Materi ini bukan materi baru bagi saya sebagai guru, tapi baru kali ini saya menyadari tentang pentingnya cara bertanya efektif, karena cara belajar tokoh ilmuwan dari aristoteles sampai albert einstein adalah mereka tidak berhenti bertanya, dengan bertanya maka mereka mendapatkan ilmu, dengan bertanya mereka menemukan hal-hal baru, dengan bertanya maka hari ini kita bisa naik kendaraan yang lebih cepat dari kecepatan udara, dengan bertanya maka kemajuan teknologi kita rasakan sampai sekarang.

Dan salah satu materi yang membuat tenaga dan pikiran terkuras adalah materi merancang proyek tugu dimana para peserta diwajibkan membuat video pembelajaran dalam perancangan proyek ini. Sungguh tugas yang cukup bermanfaat bagi peserta, kita “dipaksa” untuk memahami materi pelatihan dengan merasakan langsung bagaimana merancang proyek ini.

Hasil pelatihan ini saya rasakan manfaatnya bukan hanya sekedar teori tapi praktek, bukan hanya sekedar retorika tapi pemahaman yang mendalam, bukan hanya bicara tapi tindakan yang nyata. Diklat online p4tk matematika yang tentunya dengan izin Allah telah merubah saya menjadi seorang guru yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun