Mohon tunggu...
Nur Cholish Majid
Nur Cholish Majid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkelana sambil belajar

Seorang Musafir Kelana

Selanjutnya

Tutup

Nature

Puasa, Jalan Amalku Mendukung Tercapainya Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   23:06 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:42 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berpuasa, nafsu mendorong membeli banyak menu makanan untuk berbuka, namun perut tidak akan sanggup menampung makanan di luar kapasitasnya sehingga menimbulkan banyak makanan sisa.

Sewaktu melihat hal itu, ibu menegur dengan mengingatkan bahwa sedari kecil dahulu para ustadz mengajarkan bahwa berpuasa adalah cara orang beriman untuk berempati dan merasakan lapar dan dahaganya orang-orang yang tidak memiliki cukup makanan.

Sehingga bukan berarti bahwa ketika waktu berbuka bisa makan sepuasnya hingga berlebihan dan meninggalkan banyak makanan sisa. Itu sama sekali tidak sesuai dengan semangat berpuasa, terlebih lagi Tuhan sama sekali membenci sikap mubazir dan pemborosan yang ada dalam membuang-buang makanan.

Hal ini ternyata sangat selaras dengan diet energi yang diserukan secara global guna menekan emisi karbon dan mencapai Net-Zero Emissions yang berasal dari sampah makanan dan menjadi salah satu solusi bagi isu ketimpangan yang selama ini menyertai emisi karbon yang lebih banyak diproduksi oleh negera-negara industri dan kaya. Demikianpun halnya dengan orang kaya yang lebih banyak menghasilkan emisi dari pada orang miskin.

Emisi bukan hanya berbicara tentang seberapa banyak emisi yang diproduksi setiap tahunnya. Namun juga seberapa besar, pohon, laut dan tanah dapat menyerap emisi yang dihasilkan oleh manusia, karena kehidupan pada dasarnya pasti akan menghasilkan emisi.

Namun emisi yang terkendali akan diserap kembali oleh laut, pohon dan tanah seperti halnya emisi CO2 dari kegiatan bernapas manusia yang diserap oleh tumbuhan sebagai bagian penting dari proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen.

Yang berbahaya adalah emisi berlebih yang tak terserap oleh laut, tanah dan pepohonan sehingga akhirnya lepas ke atmosfer dan membentuk terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan naiknya suhu di permukaan bumi

Menurut the economist intelligent unit, sayap majalah the Economist, diperkirakan tahun lalu tiap orang Indonesia membuang 300kilogram makanan setiap tahunnya. Padahal selain memerlukan luas lahan sebagai tempat pembuangannya, sampah juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan krisis iklim.

Di Indonesia, pada 2017, jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari sampah sebanyak 18,59 juta ton setara CO2. Total emisi yang dilepas dari sampah sisa makanan pada 2000-2019 sebanyak 7% dari emisi tahunan Indonesia.

Dengan berpuasa dan berbuka secukupnya, telah membantu mengurangi emisi akibat sampah makanan.

Kurangi Emisi Akibat Limbah Medis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun