Mohon tunggu...
HOLIMA
HOLIMA Mohon Tunggu... Bankir - Universitas Airlangga

Mahasiswi semester 1 di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mampukah Investasi Direalisasikan sebagai Instrumen Keuangan bagi Seluruh Lapisan Masyarakat

12 Juni 2024   00:14 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:38 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Progresif merupakan kalimat yang menggambarkan salah satu instrument di bidang ekonomi yang satu ini. Beberapa waktu belakangan investasi kian menjadi trend dan mulai dilirik oleh masyarakat baik dari kalangan menengah atas maupun menengah kebawah. Hal ini dikarenakan semakin banyak platform investasi yang mengklaim diri sebagai investasi terjangkau sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat mencoba untuk mulai berinvestasi. 

Berbagai macam platform wadah investasi mulai bermunculan dengan menawarkan instrument invetasi resiko rendah namun memiliki return yang menggiurkan. Beberapa contoh tidak asing yakni aplikasi berlogo hijau yang menawarkan investasi reksadana mulai dari Rp. 10.000 ataupun aplikasi logo oranye yang menawarkan investasi emas mulai dari Rp. 50 rupiah saja. Lantas benarkah bahwa investasi tersebut memang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat dan cocok bagi pemula.

Mencoba untuk berinvestasi memang tidak ada yang salah, namun motivasi saja tidak cukup tanpa perencanaan jangka panjang sehingga akan menyebabkan proses nya berhenti di tengah jalan. Sebagai contoh, menjadi bagian civitas akademika di Universitas Airlangga saya mendapatkan banyak pemaparan mengenai keuntungan dari investasi, risiko investasi, dan tips investasi baik melalui mata kuliah yang diajarkan ataupun seminar dan webinar yang diadakan di lingkungan kampus. 

Hal tersebut membuat saya yang ingin mendapatkan passive income pun turut tertarik mencoba investasi dengan dana seadanya. Pada awalnya saya memiliki rasa semangat yang tinggi dengan mencoba investasi di beberapa tempat, salah satunya di aplikasi penyedia investasi emas. Namun seiring berjalannya waktu saya menyadari bahwasannya uang yang saya tanamkan tidak menumbuhkan profit yang cukup menguntungkan sehingga saya berniat mencairkan uang tersebut. 

Namun lantaran kurang literasi akan syarat dan ketentuan sebelum menanamkan uang tersebut, barulah saya ketahui bahwasannya uang tersebut tidak dapat ditarik lantaran tidak memenuhi syarat penarikan yang nantinya akan dikurangi biaya administrasi.

 Dari sini dapat diketahui bahwasannya untuk melakukan investasi kita harus siap dengan segala risiko dan perlunya memiliki finansial yang stabil terlebih dahulu. Dikutip dari temuan Populix dalam survei trend investasi di Indonesia (Populix, 2022) menunjukkan bahwa sumber dana 54% responden untuk berinvestasi berasal dari penghasilan bulanan dan tabungan. Umumnya, responden mengalokasikan dana mereka sebesar Rp100.000-Rp250.000 dari pendapatan dan uang simpanan tersebut. Data tersebut menunjukkan bahwasannya masyarakat cenderung menggunakan dana yang seharusnya dialokasikan untuk keperluan lain. 

Saat hendak berinvestasi perlu diketahui bahwasannya dana yang digunakan seharusnya uang dingin yakni uang sisa penghasilan yang memang dapat ditujukan untuk investasi dan bukannya uang tabungan. Ditambah lagi dalam beberapa kasus terdapat pihak investor yang memulai investasi dengan menggunakan pinjaman. Sayangnya literasi mengenai produk investasi masih cukup minim di tengah masyarakat. Dimana masih banyak calon investor yang kurang dalam mempelajari pengertian dari investasi serta resikonya. Beberapa kasus investasi bodong bahkan dapat menggaet dana hingga triliunan dari investor yang tidak memahami apa saja yang perlu diperhatikan dari tempat yang akan ditanami investasi. Jadi benarkah bahwasannya investasi dapat dibuat se 'merakyat' mungkin dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun