Pada tahun ini KKN yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Universitas Jember tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi KKN tahun ini hanya dilaksanakan selama 30 hari, berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu 45 hari. KKN pada tahun ini juga dilaksanakan secara mandiri atau dikenal dengan "KKN Back To Village", oleh karenanya saya memilih Desa saya sendiri untuk melaksanakan kegiatan KKN yaitu Desa Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Antirogo adalah salah satu Desa yang letaknya tidak jauh dari pusat kota, kurang lebih jarak yang ditempuh hanya sekitar 3km. Antirogo terbagi kedalam 4 lingkungan diantaranya lingkungan Jambuan,Pelinggian, Krajan, dan Trogowetan. Mayoritas penduduk Desa Antirogo bekerja di sektor pertanian, akan tetapi  terdapat sebagian kecil masyarakat yang memiliki usaha kecil dan pekerjaan sampingan karena pendapatan dari petani yang tidak menentu.Â
Adanya pandemi covid-19 yang terjadi tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, akan tetapi juga berdampak pada berbagai sektor. Sektor ekonomi menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi, banyak usaha-usaha menurun akibat adanya pandemi covid-19. UMKM menjadi sektor pertama terdampak pandemi covid, dijelaskan bahwasanya pembatasan aktivitas selama PPKM membuat penjualan masyarakat menurun. Berdasarkan data dari Bank Indonesia menyebutkan sebanyak 87,5 persen UMKM terkena dampak pandemi covid-19, 93,2 persen diantaranya terdampak dari sisi penjualan.
Kelurahan Antirogo sebagai salah satu Desa juga terkena dampak pandemi covid-19, banyak usaha kecil masyarakat yang tidak berjalan. Salah satu usaha kecil masyarakat yang menjadi sasaran saya pada KKN Back To Village yakni usaha bubur tradisional milik Mbak Tifa yang saat ini mengalami penurunan dikarenakan pendistribusian kepada konsumen terhambat sehingga untuk setiap harinya tidak banyak memproduksi bubur untuk dijual. Sebelum pandemi bubur tradisional ini dijual di sekolah-sekolah, tetapi semenjak pandemi Mbak Tifa hanya menjualnya ke tetangga sekitar serta melalu media online berupa whatsapp story dan facebook dengan tampilan seadanya. Produk yang dijual masih dalam bentuk kemasan sederhana, tidak memiliki identitas, serta promosi yang dilakukan hanya sekedar memposting foto.
Oleh karena itu, adapun solusi yang saya tawarkan  untuk meminimalisir penurunan penjualan yakni dengan memaksimalkan penggunaan teknologi untuk memasarkan produk, memperbaiki tampilan produk semenarik mungkin, foto produk yang menarik, serta melatih skill dalam membuat kebutuhan promosi seperti logo produk, pamflet, dan banner untuk menarik pembeli. Pada kegiatan KKN UNEJ BTV 3 ini terdapat beberapa kegiatan yang akan saya lakukan yaitu pelatihan pembuatan logo untuk identitas, menambah media penjualan, dan memberi pengetahuan mengenai strategi pemasaran online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H