Mohon tunggu...
Hoja Nasarudin
Hoja Nasarudin Mohon Tunggu... -

Urip kuwi mung mampir ngombe, ora bakal urip selawase ( Hidup itu Cuma ibarat mampir minum , ga bakal hidup selamanya )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bahkan Iblispun Membencinya

11 Desember 2016   08:43 Diperbarui: 11 Desember 2016   10:09 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Apa cuma masalah Kalijodo saja, yang membuat kamu benci sama Ahok?" tanya Hoja.

"Banyak Hoja, dia halangi orang untuk korupsi, dengan menimbun harta kan membuat orang jadi tamak, dan tamak adalah temanku Hoja," ujar Iblis.

"Dia pindahkan orang dari kampung kumuh, kotor dan bau ke rumah susun, kau kan tau Hoja, aku bersemayam di tempat tempat yang kumuh, kotor dan bau, mau tinggal dimana lagi nanti aku, kalau Jakarta bersih?" Lanjut Iblis.

"Dia bikin anak-anak Jakarta bisa mendapat akses belajar gratis, serta membangun fasilitas kesehatan, bayangkan Hoja, kalau orang sehat dan waras, mereka sulit aku kelabuhi, karena yang paling sulit aku taklukan adalah orang yang berilmu, dari contoh itu saja, coba sebutkan, bagaimana aku tidak membenci Ahok?" Lirih Iblis berkata.

" Tapi Iblis, ada golongan manusia yang juga membenci Ahok, bahkan golongan itu mampu mendatangkan banyak manusia untuk aksi dan berdemo, menuntut Ahok diadili, bagaimana pendapatmu soal itu hai Iblis?" tanya Hoja.

" Aku membenci Ahok karena aku mendapat kesulitan dari dia dimana orang sulit masuk neraka bersamaku, nah aku sulit memahami golongan manusia yang membenci Ahok, cara aku berpikir dan bertindak berbeda dengan cara manusia berpikir dan bertindak, Adakah yang lebih buruk  perilakunya daripada aku?" Lanjut Iblis.

"Kalau kau pakar kerusakan di muka bumi saja binggung, apalagi aku!" Ucap Hoja.

"Ya sudah, aku mau baca-baca lagi berita, kamu pergi saja sana," dan Hojapun kembali asik mengutak-atik HPnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun