"Kan gak seru jadinya tu demo, gak bisa pengaruhin warga, agar warga bisa nuntut turun kepala Desa kita," keluh wak Oding.
"Wak Oding," sela Hoja,"Yang milih pak Kades emang warga kita, tapi, yang menggerakkan hati warga, buat milih pak Kades, Sejatinya Tuhan wak Oding," lanjut Hoja.
"Jadi wak Oding, buat apa TOA? Tuhan mah Maha Mendengar, tanpa TOA juga tau maksud Wak Oding, jadi lebih baik sambil duduk, abis sholat berdoa, semoga doa wak Oding diijabah, tempat doa yang baik tu di Mesjid, bukan di jalan wak Oding!"
Wak Oding mangut-mangut, lantas pergi meninggalkan warung, "Eh Hoja, omongan kamu udah kayak ustad aja, mending bayar nih utang warung, saya butuh uang buat belanja," ujar bu Mimin.
"Jaka, tolong bayarin dulu, kan kamu ada untung dari demo kemarin, tolong bayarin ya Jaka," ujar Hoja ikutan ngeloyor pergi, tinggal Jaka yang ketempuan nalangin utang Hoja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H