Mohon tunggu...
hoiriyah safutri
hoiriyah safutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Kalimat Efektif

13 Juni 2023   16:54 Diperbarui: 13 Juni 2023   16:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian
 Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan, gagasan dan perasaan secara tepat kepada orang lain sesuai dengan maksud penuturnya. Sejalan dengan itu (Putrayasa, 2010: 81) berpendapat bahwa kalimat efektif merupakan kalimat yang disusun agar dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara, secara garis besar, ada tiga hal yang perlu diperhatikan seperti yang diungkapkan yaitu: 1) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, 2) penggunaan bahasa Indonesia yang baku, dan (3) penggunaan ejaan yang disempurnakan.

 Ciri-ciri kalimat efektif yaitu:
1.Minimal memiliki unsur subjek dan predikat
2.Menggunakan ejaan yang disempurnakan
3.Menggunakan pemilihan kata yang tepat
4.Mengandung kesapadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis dan sistematis.
5.Mengandung kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai. 6.Penekanan ide pokok
7.Menggunakan kata secara hemat.

Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1. Kesatuan gagasan
2. Kepaduan
3. Kesejajaran
4. Kelogisan
5. Kehematan
6. Penekanan

a. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif mengandung unsur-unsur yangsaling mendukung satu sama lain membentuk kesatuan ide yang padu. Jadi tidak masalah jika dalam satu kalimat terdiri atas lebih dari satu gagasan, seperti dalam kalimat majemuk, asalkan masing-masing gagasan saling berkaitan (Agustinus, J. W, 2016). Berikut ini bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan gagasan kalimat tidak padu.
1. Penempatan subjek atau predikat tidak jelas.
Contoh:
Mengenai permasalahan itu saya sudah diskusikan dengan bagian kepegawaian.
Kalimat di atas`mengandung dua subjek sehingga kalimatnya menjadi tidak jelas. Kedua kalimat di atas sebaiknya diubah menjadi:
Saya sudah mendiskusikan permasalahan itu dengan bagian kepegawaian. Kami akan mempertimbangkan saran yang dikemukakannya.
2. Gagasan yang bertumpuk-tumpuk
Contoh:
Objek wisata yang ada di daerah-daerah itu yang merupaka modal dasar atau barang dagangan yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa.
Kalimat di atas mengandung gagasan yang bertumpuk-tumpuk karena predikat kalimat tersebut terasa kabur akibat pencantuman kata yang sebelum predikat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki sebagai berikut:
Obejek wisata yang ada di daerah-daerah tersebut merupakan modal dasar atau barang dagangan kita, yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa.

b. Kepaduan
Unsur-unsur dalam kalimat harus terpadu dan saling berhubungan satu sama lain (Azizah, 2015). Bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan kalimat tidak padu sebagai berikut.
1. Penggunaan kata ganti yang salah (Waridah, 2019: 309).
Contoh:
Siapa namanya?
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Kesalahan kedua kalimat tersebut terletak pada penggunaan akhiran-nya. Akhiran tersebut digunakan untuk orang ketiga, sedangkan kedua kalimat di atas sebaiknyadi ubah menjadi: Siapa nama kamu? Atau siapa nama Adik?
Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
2. Penenempatan kata depan yang kurang tepat
Contoh:
Bagi peserta tes yang belum memenuhi persyaratan administrasi akan diberi waktu untuk melengkapinya.
Penggunaan kata depan bagi dan pada pada kalimat di atas menyebabkan hilangnya fungsi subjek, sehingga makna kalimat menjadi kabur. kalimat di atas dapat diubah menjadi:
Peserta tes yang belum memenuhi persyaratan administrasi akan diberi waktu untuk melengkapinya.
Makassar akan menyediakan jalur khusus dijalan raya bagipengendara sepeda.

c. Kesejajaran
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan kata benda, bentuk berikutnya juga menggunakan kata benda. Jika bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk keduajuga menggunakan kata kerja (Waridah, 2016: 310). Contoh:
Tahapan penyusunan laporan ini adalah pengumpulan data, membuatkan kerangka laporan, dan mengembangkan kerangka laporan menjadi laporan yang utuh.
Kalimat di atas tidak paralel atau tidak sejajar. Kata membuat dan mengembangkan yang berimbuhan me-kan tidak sejajar dengan kata penyusunan dan pengumpulan yang berimbuhan pe-an. Kalimat di atas dapat diubah menjadi:
Tahapan penyusuna laporan ini adalah pengumpulan data, pembuatan kerangka laporan, dan pengembangan kerangka laporan menjadi laporan yang utuh.
Perhatikan juga contoh kalimat berikut ini:
Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga yang termapil, biayanya banyak, dan harus cukup waktunya. Kalimat diatas agarmenjadi paralel, sebaiknya menggunakan bentuk kata benda + yang, sehingga kalimatnya menjadi:
Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga terampil, biaya yang banyak, dan waktu yang cukup.

d. Kelogisan
Kalimat efektif mengandung makna yang logis atau dapat diterima akal sehat. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku secara umum. Contohnya Angsa memiliki dua pasang taring tajam. Secara gramatikal, kalimat tersebut benar, tetapi makna kalimat tersebut tidak logis. Adakah angsa yang memiliki taring? (Waridah, 2016: 311).
Contoh :
Acara selanjutnya adalah sambutan dari Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.
Ayah suka makan sop saudara dan buntut.
Kedua orang tua anak itu berprofesi sebagai guru matematika pasti nilai ulangan matematika anak itu selalu baik.
Ketiga contoh kalimat di atas tidak logis. Pada contoh kalimat pertama, sebenarnya yang harus memberikan sambutan adalah Bapak Kepala Sekolah, tetapi yang dipersilahkan adalah waktu dan tempat. Waktu dan tempat tidak dapat memberikan sambutan. Pada kalimat kedua, kalimat tersebut menimbulkan pertanyaan; Ayah suka makan buntut dalam bentuk apa? Buntut yang masih utuh atau buntut yang sudah diolah menjadi gulai atau hanya digoreng? Dan pada kalimat ketiga, kalimat tersebut menggunakan kata pasti untuk sesuatu hal yang belum pasti. Karena pada dasarnya, tidak ada siapun yang dapat menjamin kepandaian seorang anak akan sama dengan kepandaian orang tuanya. Jadi ketiga kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi: Kalimat efektif menggunakan pilihan kata yang tepat dan tidak berlebihan (Waridah, 2016: 312).
Contoh:
Pengalaman itusangat berkesan sekali. Beberapa menteri-menteri luar negeri Asia Afrika mengadakan pertemuan di Bandung.
Berbuat baik kepada orang tua adalah merupakan kewajiban kita semua. Minumlah obat ini sesuai anjuran dokter agar supaya kamu lekas sembuh.
Tugasmu di rumah bukan hanya tidur dan makan saja.
Contoh-contoh kalimat di samping mengandung kata-kata yang mubazir: sejak dan dari, demi dan untuk, adalah dan merupakan, agar dan supaya, hanya dan saja. Kata-kata tersebut memiliki arti yang sama. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
Pengalaman itu sangan berkesan. Menteri-menteri luar negeri Asia Afrika mengadakan pertemuan di Bandung. Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban kita semua.
Minumlah obat ini sesuai dengan anjuran dokter agar kamu lekas sembuh.
Tugasmu di rumah bukan hanya tidur dan makan.

Cara ini untuk membentuk kalimat efektif adlah dengan memberi penekanan pada unsur unsur penting di dalam kalimat kalimat (Waridah, 2016: 312). Penekanan itu dapat dilakukan melalui:
a. Menggunakan partikel -lah, -pun, dan -kah
Contoh:Sayalah yang paling bertanggung jawab atas permasalahan yang menimpanya.
b. Mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting
Contoh: Dalam sebuah perusahaan, baik jajaran karyawa, jajaran pimpinan, maupun jajaran komisaris harus saling bersinergi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
c. Memindahkan unsur-unsur penting dalam kalimat ke bagian awal kalimat
Contoh:
Tugas uatam seorang pelajar adalah belajar dengan tekun.
Belajar dengan tekun adalah tugas utama seorang pelajar.
Selaku pelajar, tugas utama kami adalah belajar dengan tekun.
d. Menggunakan kata yang maknanya berlawanan atau bertentangan pada unsur kata yang ingin ditekankan
Contoh: Untuk masalah yang satu ini, ia bukan tidak mau tahu, tetapi memang tidak ada yang memberi tahu.
e. Menggunakan ejaan yang tepat
contoh :
Presiden lantik dua orang duta besar. (salah)
Presiden melantik dua orang duta besar. (benar)
Perbuatan maksiat sebaiknya tidak perlu dilokalisir. (salah) 

Perbuatan maksiat sebaiknya tidak perlu dilokalisasi. (benar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun