Mohon tunggu...
hopyan nazakki
hopyan nazakki Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswa uin sunan kalijaga fakultas sosial dan humaniora prodi ilmu komunikasi 2015

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Situs Peninggalan Keraton, "Pintu yang Tersenyum" di Sumenep

25 November 2015   10:57 Diperbarui: 25 November 2015   12:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika masih kecil, anak-anak kebanyakan menggemari hal-hal yang berbau animasi kartun. Kita dulu mengenal animasi kartun Cinderella, Putri Salju, Scooby Doo, dll. Dan diantara kartun tersebut kita sering disuguhkan oleh hal- halyang berada di luar nalar akal manusia. Seperti hewan yang bisa berbicara, kuda yang bisa terbang dan benda-benda yang berada di rumah yang hidup dan bisa berbicara layaknya manusia. Di film animasi kartun Scooby Doo kita pernah melihat pintu yang bisa berbicara. Tapi pernahkah anda berfikir bahwa di dunia nyata juga terdapat hal yang demikian.

Saya akan bercerita tentang kota dimana saya di lahirkan. Yang tentunya tidak lepas dengan judul diatas tentang pintu yang tersenyum. Terlihat aneh memang ketika anda membaca judul dari artikel ini. Tapi hal yang demikian memang benar adanya. Pintu yang unik sekaligus aneh ini berada di ujung kepulauan Madura. Tepatnya di kabupaten sumenep. Tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan.

Situs pintu yang tersenyum ini berada di komplek wisata museum keraton sumenep. Tidak ada yang tau pasti tentang umur dari pintu ini dan kapan pintu tersebut dibuat. Tapi yang jelas pintu tersebut merupakan peninggalan dari keraton sumenep terdahulu. Pintu ini merupakan salah satu peninggalan fisik yang berada di komplek museum situs-situs bersejarah keraton sumenep.

Sebelum tambah jauh membahas tentang pintu yang tersenyum ini. perlu saya jelaskan bahwa sebenarnya pintu yang saya maksud disini bukan merupakan pintu yang bisa tersenyum layaknya manusia, seperti yang ada di film-film animasi kartun di TV. Melainkan pintu yang konon menurut mitosnya siapa saja yang berkunjung ke museum keraton sumenep dan lewat di pintu yang diberi nama pintu yang tersenyum tersebut, maka entah kenapa akan membuat para pengunjungnya tertawa ataupun tersenyum ketika melihat pintu tersebut. Yang membuat heran lagi, tidak ada yang lucu dalam bentuk pintu ini, yang bisa membuat para pengunjung tersenyum ataupun tertawa.

Konon ceritanya, kenapa bisa dinamakan pintu yang tersenyum, karena dulunya saat ayah Bindere Saod (bindere saod adalah raja dari keraton sumenep terdahulu) beserta para prajuritnya selesai membuat pintu yang akan digunakan untuk pintu keraton, dan kemudian ibu dari Bindere Saod yang pada saat itu sedang mengandung anaknya yaitu Bindere Saod melihat hasil dari pintu yang di buat oleh suaminya, entah kenapa ibu dari Bindere Saod tersenyum ketika melihat pintu yang dibuat oleh suaminya tersebut. Dan hal tersebut menjadi mitos kenapa sampai saat ini nama dari pintu tersebut adalah pintu yang tersenyum.

Tidak ada penelitian ilmiah yang dilakukan untuk meneliti kenapa para pengunjung bisa tersenyum ataupun tertawa ketika melihat pintu ini. mitos ini seraya terus menerus menjadi misteri dan turun temurun di percaya memang terbukti adanya. Terlepas dari benar tidaknya mitos pintu yang tersenyum ini, tidak ada salahnya kita mengagumi peninggalan-peninggalan zaman dulu yang dibuat oleh nenek moyang kita.

Tempat ini bisa jadi tambahan referensi liburan anda ketika berkunjung ke kabupaten Sumenep. Selain untuk membuktikan benar tidaknya mitos bahwa anda akan tersenyum ketika melihat pintu ini, anda juga bisa melihat koleksi-koleksi peninggalan keraton sumenep terdahulu. Mulai dari kereta kencana yang digunakan oleh raja pada zaman dahulu, pedang peninggalan bindere saod, alat-alat musik terdahulu, dan masih banyak lagi hal-hal menarik yang berada di komplek museum keraton sumenep ini yang bisa anda nikmati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun