** Memahami Proses Pengambilan Keputusan Moral pada Anak dan Remaja menurut teori kohlbegh dan etika**
Proses pengambilan keputusan moral pada anak dan remaja menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan psikologis mereka. Dalam memahami bagaimana anak dan remaja membuat keputusan terkait benar dan salah, teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg memberikan pandangan yang mendalam. Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan pengamatan terhadap cara individu berpikir tentang moralitas pada berbagai tahapan usia, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Teori ini memiliki peran besar dalam memahami bagaimana anak dan remaja berkembang dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan etika, keadilan, dan nilai sosial.
Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat utama, yang masing-masing terdiri dari dua tahap. Tingkat pertama adalah *pra-konvensional*, yang umumnya dialami oleh anak-anak. Pada tahap ini, pengambilan keputusan moral didasarkan pada konsekuensi langsung dari tindakan, seperti penghargaan atau hukuman. Anak-anak di tingkat ini cenderung mematuhi aturan untuk menghindari hukuman atau mendapatkan hadiah. Misalnya, seorang anak mungkin tidak mencuri karena takut dihukum oleh orang tua atau guru. Pemikiran mereka masih sangat egois dan berfokus pada keuntungan pribadi.
Tingkat kedua adalah *konvensional*, yang biasanya dimulai pada masa remaja. Pada tahap ini, individu mulai mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang norma-norma sosial dan bagaimana tindakan mereka mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Pengambilan keputusan moral pada tingkat ini lebih banyak dipengaruhi oleh keinginan untuk diterima oleh kelompok atau masyarakat dan untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial. Remaja di tahap konvensional cenderung mengikuti aturan dan norma yang berlaku di lingkungan mereka, seperti di sekolah atau keluarga, karena mereka ingin dilihat sebagai individu yang baik dan diterima oleh orang lain. Keputusan moral mereka lebih didorong oleh kepatuhan terhadap otoritas sosial daripada oleh pertimbangan pribadi.
Tingkat ketiga adalah *post-konvensional* atau *pasca-konvensional*, yang mencerminkan pemikiran moral yang lebih kompleks dan lebih matang. Pada tahap ini, individu mulai berpikir secara abstrak mengenai prinsip moral yang lebih universal, seperti keadilan, hak asasi manusia, dan kebebasan individu. Mereka tidak hanya mengikuti aturan yang ada, tetapi mulai mempertanyakan apakah aturan tersebut adil dan sesuai dengan prinsip moral yang lebih tinggi. Keputusan moral pada tahap ini didasarkan pada prinsip moral yang lebih luas, yang seringkali mengutamakan kesejahteraan umum dan keadilan, meskipun hal tersebut dapat bertentangan dengan norma sosial yang berlaku. Remaja yang berada pada tingkat ini, misalnya, mungkin menentang ketidakadilan meskipun bertentangan dengan hukum atau aturan yang ada.
Pentingnya teori Kohlberg dalam memahami pengambilan keputusan moral pada anak dan remaja adalah bahwa ia memberi gambaran bagaimana perkembangan moral seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti aturan dan hukuman, tetapi juga oleh pemahaman internal mengenai keadilan, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip moral yang lebih universal. Teori ini menyoroti pentingnya perkembangan kognitif dalam membentuk cara seseorang menilai dan membuat keputusan moral, serta bagaimana pemikiran ini berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup.
Namun, teori Kohlberg juga menuai kritik, terutama mengenai penekanannya pada pemikiran kognitif yang terlalu mengabaikan peran emosi dan konteks sosial dalam pengambilan keputusan moral. Beberapa kritik juga mengemukakan bahwa teori ini lebih berfokus pada individu dari budaya Barat dan kurang relevan untuk budaya lain yang mungkin memiliki pandangan moral yang berbeda.
Meski demikian, teori perkembangan moral Kohlberg memberikan dasar yang kuat dalam memahami bagaimana anak dan remaja belajar untuk membuat keputusan yang melibatkan pertimbangan moral. Melalui pemahaman ini, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat lebih baik mendukung proses perkembangan moral anak dan remaja, mendorong mereka untuk berpikir kritis, mempertanyakan norma sosial, dan mengembangkan sikap etis yang lebih matang dan adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H