Hari masih gelap. Aleng sibuk menggoreng cakwe sejak pukul lima pagi di lapaknya. Tepatnya di pasar traditional Taman Palem Cengkareng.
Tangannya cekatan menarik cakwe agar sedikit memanjang sebelum dimasukan ke dalam wajan minyak goreng panas. Cakwe segera mengembang sempurna.
Setelah berwarna agak kecoklatan, cakwe diangkat dan ditaruh ke wadah yang ada kertas penyerap minyak. “ Saya selalu menjaga kepuasan pelanggan agar mereka tetap setia” ujar Aleng penjual cakwe Medan .
Kenaikan harga BBM bersubsidi membuat Aleng pusing karena akan memicu inflasi. Kenaikan tersebut menyebabkan daya beli masyarakat akan menurun.
Mereka akan selektif dalam membelanjakan setiap rupiah. Masyarakat lebih memprioritaskan membeli kebutuhan pokok.
Banyak penjual seperti Aleng dalam posisi terjepit. Semua bahan baku melejit harganya. Mereka harus memilih antara menaikan harga jual atau mempertahankan harga jual.
Baca juga: Shrinkflation Penyebab Produk Favorit Anda Menyusut, Bagaimana Menghadapinya?
Lalu bagaimana kiat Aleng menghadapi kondisi sekarang ini?
“Saya tetap menggunakan bahan baku yang terbaik walaupun harganya lebih mahal” ujar Aleng. “ Ini untuk menjaga agar cakwe mempunyai citarasa yang enak, renyah dan sehat.”
”Kualitas tepung terigu dan minyak goreng tidak bisa ditawar lagi,” tambah Aling, istri Aleng yang sedang melayani pembeli.