Keempat, pemilik RPH paham betul bahwa daging yang telah dipotong secara syariat Islam tidak dapat bercampur dengan daging yang dipotong secara umum. Oleh karenanya, tempat pemotongannya dilakukan secara terpisah antara yang halal dan non halal. Dan, si pemilik juga menerapkan waktu yang terpisah dimana pemotongan secara halal dilakukan terlebih dahulu, satu jam kemudian barulah dilakukan pemotongan untuk yang non halal. Hal ini dilakukan guna menghindari tercampurnya potongan hewan halal dan non halal.
Kelima, ini juga fakta yang sangat menarik, ternyata daging hewan yang dipotong secara halal makin diminati masyarakat Ceko dikarenakan tekstur daging yang lebih enak dibanding daging non halal. Pemilik RPH mengakui permintaan akan daging halal mengalami peningkatan yang signifikan tidak hanya di Ceko, tapi juga di beberapa kota di Polandia dan Jerman.
Keenam, diantara puluhan karyawan RPH, ternyata terselip satu orang pekerja asal Indonesia. Sayangnya karena saya berkunjung ketika RPH libur, saya tidak sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan pekerja asal Indonesia tersebut. Pekerja Indonesia itu ditempatkan di bagian pengemasan atau packaging, karena tidak memiliki sertifikasi halal yang dikeluarkan pemerintah Ceko.
Berkunjung dan melihat tempat pemotongan hewan halal di kota Lany memberikan pengalaman berharga bagi saya. Di kota Praha ada beberapa toko yang khusus menjual daging halal, dan selama ini saya bertanya-tanya dari manakah pasokan daging di toko-toko tersebut. Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran saya setelah melihat langsung tempat daging halal diproduksi.
Semoga bermanfaat.
Salam dari Praha!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H